Salah satu sifat wajib yang harus dimiliki oleh Rasul adalah sifat tabligh. Apa arti dari sifat tabligh?
Rasulullah merupakan manusia pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Oleh karena itu, Rasulullah harus memiliki sifat tabligh.
Dikutip dari buku Pemasaran Syariah oleh Nurul Huda, Khamim Hudori, Rizal Fahlevi, Badrussa'diyah, Dea Mazaya, dan Dian Sugiarti, arti tabligh secara etimologis umumnya diartikan sebagai menyampaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti kata tabligh tidak hanya terbatas pada perbuatan sekadar menyampaikan, di dalamnya terdapat mutu, teknik, dan cara menyampaikan secara efektif. Para nabi dan rasul yang memiliki sifat tabligh, tidak serta merta hanya menyampaikan seuatu kepada umatnya.
Namun, tabligh sendiri juga berarti fasih yang mana artinya para nabi dan rasul menyampaikan perintah Allah SWT dengan bahasa yang fasih dan mudah diterima oleh kaumnya.
Seorang rasul adalah penyampai wahyu Allah kepada manusia. Sekalipun untuk menyampaikannya sangat pahit, bahkan mendapat rintangan berat, seperti yang dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Ahmad Kusaeri
Hal ini sesuai firman Allah QS Al Maidah ayat 67 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al Maidah: 67)
Selain itu, Allah juga memerintahkan umat manusia untuk memiliki sifat tabligh sebagaimana yang termaktub dalam QS. Ali Imron ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imron: 104)
Mereka yang memiliki sifat tabligh mampu membaca suasana hati lawan bicara dan berbicara menyesuaikan dengan pengalaman atau tingkat pendidikan lawan bicaranya. Bukannya justru merasa tinggi dan sombong.
Melansir dari sumber yang sama, Ali bin Abi Thalib r.a pernah berkata:
"Ajaklah manusia berbicara dengan sesuatu yang mereka pahami dan tinggalkan apa yang (tidak mereka mengerti). Apakah kamu ingin Allah dan Rasul-nya didustakan?"
Terkait berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti orang lain juga dijelaskan dalam QS. An Nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Jangan lupa mulai terapkan sifat tabligh pada kehidupan sehari-hari ya, sahabat hikmah!