Dalam kurun waktu kurang dari 2 menit terjadi 2 gempa yang mengguncang wilayah Banten yang bahkan terasa hingga di Jakarta. Setelahnya menyusul gempa berkekuatan lebih kecil yang sempat membuat panik warga.
Awalnya dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui @infoBMKG, gempa pertama terjadi pada 10.48 WIB dengan titik koordinat 6,54 Lintang Selatan dan 105,47 Bujur Timur. Berselang 2 menit kemudian atau pada 10.50 WIB, terjadi gempa lainnya dengan titik yang tidak jauh yaitu di 6,54 Lintang Selatan-105,46 Bujur Timur.
Untuk gempa pertama awalnya disebut berkekuatan magnitudo (M) 5,0 lalu dimutakhirkan menjadi M 4,9. Sedangkan gempa kedua M 5,4 dimutakhirkan menjadi 5,2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat 2 gempa tersebut berada di sekitar Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. BMKG mewanti-wanti masyarakat akan adanya gempa susulan.
"Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," pernyataan BMKG.
Analisis Gempa dari BMKG
Setelahnya Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memberikan analisis terkait gempa itu. Dia menyebut gempa tersebut berjenis gempa dangkal.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut," kata Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault)," lanjutnya.
Guncangan Gempa Terasa hingga Sukabumi
Guncangan gempa dirasakan di sejumlah daerah, di antaranya Kalapnunggal, Sukabumi, Labuan, Munjul, Rangkasbitung, Banjarsari, Cileles, Cirinten, dan Bayah. Gempa dirasakan dengan skala II-III MMI (Modified Mercalli Intensity).
Skala II artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara skala III artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Setelah 2 gempa tersebut, BMKG menyebut ada 6 kali aktivitas gempa susulan dengan berbagai kekuatan.
"Hingga hari Minggu, 23 Mei 2021 pukul 11.40 WIB, setelah 2 gempa bumi tersebut hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 6 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan rentang magnitudo M 2,8 sampai dengan M 4,6," lanjut Daryono.
Gempa-gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Daryono memastikan tidak ada dampak kerusakan akibat rentetan gempa tersebut.
Warga Panik
Di sisi lain saat gempa terjadi warga Panimbang, Pandeglang bernama Surasman mengaku meminta keluarganya untuk segera keluar rumah. Dia merasakan gempa terjadi dua kali.
"Tadinya kan saya lagi di luar rumah, tiba-tiba gempanya kerasa. Saya langsung suruh anak sama istri cepet keluar," kata Surasman.
Saat gempa pertama selesai, ia dan keluarganya kembali lagi ke dalam rumah. Namun tak lama berselang, gempa susulan terjadi lagi dan membuat orang-orang lari menyelamatkan diri ke luar rumah.
"Itu gempa keduanya nggak lama, paling 2 menitan. Guncangannya lebih kerasa yang kedua, itu gede banget kerasanya," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pandeglang Usep Sugih menyatakan gempa di Pandeglang terjadi hingga 9 kali. Dimulai dari guncangan paling rendah M 3,0 M hingga M 5,4.
"Tadi sampai jam 12 siang gempanya ada 9 kali. Paling banyak dirasakannya oleh warga di sekitar Kecamatan Sumur dan yang terakhir dua kali di Labuan," katanya.
Meski begitu, ia memastikan belum menerima laporan adanya kerusakan rumah maupun bangunan milik warga Pandeglang. Saat ini, petugas masih menyisir jika memang ada rumah warga yang terdampak gempa.
"Untuk laporan kerusakan belum ada, mudah-mudahan jangan sampai terjadi. Relawan kami di lapangan juga sudah stand by, masih mantau. Barusan dapat laporan juga enggak ada kerusakan," ujarnya