Andi Arief soal Pilpres 2024: Ada Endorsement Jokowi Vs Kemandirian Partai

Andi Arief soal Pilpres 2024: Ada Endorsement Jokowi Vs Kemandirian Partai

Luqman Nurhadi Arunanta - detikNews
Sabtu, 22 Mei 2021 15:10 WIB
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief ditangkap polisi karena kasus narkoba. Begini perjalanan Andi Arief dari mahasiswa hingga tersangkau narkoba.
Andi Arief (Pool)
Jakarta -

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang begitu kompleks. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah kemandirian partai politik melawan calon presiden (capres) dukungan atau endorsement dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan Andi dalam rilis daring survei elektabilitas capres 2024 yang diselenggarakan Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Sabtu (22/5/2021). Berdasarkan survei itu, Andi menyebut ada banyak kandidat capres dari beberapa sumber rekrutmen.

"Memang agak sedikit kompleks ya, ada endorsement (dukung) Pak Jokowi, ada kemandirian partai, ada juga sumber-sumber rekrutmen," kata Andi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andi menyoroti soal fenomena kemandirian partai politik melawan endorsement Jokowi yang bisa terjadi pada Pilpres 2024. Di satu sisi, ia juga meragukan apakah Jokowi masih memiliki pengaruh besar di kalangan partai sampai dua atau tiga tahun mendatang.

"Yang menjadi persoalan lain lagi adalah apakah nanti akan muncul kemandirian partai melawan endorsement. Apakah Pak Jokowi masih sekuat sekarang, dua atau dua setengah tahun mendatang apakah masih bisa mengatur partai-partai politik ini yang sekarang kuat di parlemen. Di luar Demokrat dan PKS, hampir semua Pak Jokowi bisa melakukan pendekatan dengan baik karena banyak pengalaman dua tahun menjabat. Itu bisa jadi lemah dan tidak bisa mengatur partai-partai lagi karena partai punya kemandirian mengatur dirinya sendiri," ujar Andi.

ADVERTISEMENT

"Ini fenomena yang masih akan berkembang ke depan. Saya kira kompleks sekali 2024 ini, saya kira kompleksitasnya karena kita masih menggunakan suara yang lama, suara 2019," tambahnya.

Andi menilai sejauh ini hanya PDI Perjuangan hanya bisa mencalonkan presiden untuk 2024 secara mandiri. Menurutnya, masih akan terjadi silaturahmi antarpartai untuk menentukan apakah ada dua atau tiga kandidat capres.

"Kalau ingin menyimpulkan secara dini siapa yang sudah bisa mencapreskan dirinya adalah Puan atau Mega kalau mereka berminat menjadi capres karena sudah mencapai 20 persen. Nama mereka ada di sumber rekrutmen itu. Ketiga ya Ganjar dari PDIP. Sementara siapa yang akan menjadi kandidat lain, apakah 2 atau 3 kandidat, kita masih menunggu. Prabowo dan Airlangga nggak cukup, Demokrat apalagi cuma 7,8 persen, PKB nggak cukup, ini masih harus ada silaturahmi, harus ada pendekatan-pendekatan nantinya," ucapnya.

Selanjutnya, soal hasil survei ARSC:

Simak video 'Survei Capres 2024 Versi ARSC: Anies Teratas, Disusul Prabowo':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, ARSC merilis hasil survei capres 2024 terfavorit. Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada pada urutan teratas, disusul Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di bawahnya.

Survei ARSC juga menyampaikan bahwa publik tidak mendukung wacana amandemen perubahan masa jabatan presiden. Berdasarkan survei, publik tidak lagi membayangkan Jokowi tampil di Pilpres 2024 atau memerintah selama tiga periode.

Peneliti ARSC Bagus Balghi menyampaikan 'faktor Jokowi' menjadi penting dalam pemilihan capres mendatang. Jokowi juga dinilai publik bisa menjadi 'king maker' pada kontestasi capres berikutnya. Bagus mengatakan pemilih mempertimbangkan sosok capres yang menjamin berlanjutnya program-program Jokowi.

"Dari hasil survei ini Presiden Jokowi dinilai publik menjadi 'king maker' yang dapat mempengaruhi publik untuk menentukan siapa yang akan menjadi presiden 2024," kata Bagus.

Halaman 2 dari 2
(run/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads