Redam Lonjakan COVID-19, Masyarakat Diminta Tak Bepergian & Berkerumun

Redam Lonjakan COVID-19, Masyarakat Diminta Tak Bepergian & Berkerumun

Khoirul Anam - detikNews
Kamis, 20 Mei 2021 18:39 WIB
Jakarta -

Lonjakan kasus COVID-19 sering terjadi usai momen libur panjang. Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi mengatakan kecenderungan masyarakat yang melakukan perjalanan setiap libur panjang menjadi pemicu lonjakan kasus karena hampir selalu diiringi oleh turunnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Inilah yang memicu lonjakan kasus. Lalu saat terjadi lonjakan kasus, beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat," terang Sonny dalam keterangan tertulis, Kamis (20/5/2021).

Dalam Dialog bertema 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan' yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di Channel YouTube FMB9ID_IKP, Sonny mengkhawatirkan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit (RS) akan datang secara bersamaan dengan jumlah yang besar. Hal ini tentunya dapat menyebabkan RS kewalahan dalam menangani pasien positif COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dr. Lia G. Partakusuma Sp.PK. MM. MARS mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, apabila pasien dirawat mencapai 7-8 ribu, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal. Tidak hanya itu, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah kasus yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan.

"SDM di ICU harus khusus, belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular COVID-19," jelas dr. Lia lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

Diketahui, saat ini kondisi ketersediaan tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) secara nasional kurang dari 30 persen. Namun, ada beberapa provinsi yang menunjukkan peningkatan BOR cukup signifikan.

"Aceh dan Sulawesi Barat BOR-nya kini sudah di atas 50%. Ada juga beberapa provinsi yang BOR-nya mencapai 25-50% seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau. Lalu yang peningkatannya 10-24% ada di Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kep. Riau, Jawa Tengah, dan Jambi," terang dr. Lia.

Di samping itu, Guru Besar FKUI, Prof Soedjatmiko SpA(K), mengimbau agar masyarakat membatasi kerumunan di mana pun. Mengutip data Satgas COVID-19, Prof Soedjatmiko menyebutkan dari 6-7 orang yang berkerumun ada 1 orang yang positif COVID-19.

"Apalagi dalam kerumunan itu kecenderungan mengabaikan protokol kesehatan juga tinggi, seperti memakai masker tidak benar, bahkan tidak memakai masker sama sekali," tegasnya.

Lebih lanjut, Prof Soedjatmiko menegaskan imbauan tersebut berlaku bagi yang sudah melakukan vaksinasi sebanyak dua dosis secara lengkap. Menurutnya, ada peluang sebesar 35% bagi orang yang sudah divaksinasi untuk tertular COVID-19 sehingga tidak ada jaminan kita kebal 100% dari COVID-19.

"Apabila ada keluarga yang mudik atau pernah berkerumun selama satu jam atau lebih, perlu diwaspadai. Sarankan untuk swab Antigen atau PCR, dan bila perlu laporkan ke ketua RT/RW dan Satgas COVID-19 di lingkungan masing-masing," terangnya.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads