Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta sejumlah kepala daerah agar mewanti-wanti lonjakan angka pasien terpapar virus Corona atau COVID-19. Gubsu Edy Rahmayadi meminta agar dilakukan pengetatan terhadap perlintasan warga.
Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi di akun Instagram resminya, seperti dilihat detikcom, Rabu (19/5/2021). Dia menyampaikan hal itu seusai rapat bersama bupati dan wali kota se-Sumut.
"Saya tegaskan kepada seluruh bupati dan wali kota agar benar-benar ketat mengawal lalu lintas warga antar kota/kabupaten pascalibur Lebaran ini. Jangan sampai kita kebobolan, karena ada prediksi angka COVID-19 akan mengalami lonjakan pasca-Lebaran ini," kata Edy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy meminta semua daerah berkoordinasi dengan TNI, Polri, ataupun instansi lain yang berkaitan dengan langkah pengetatan ini. Edy juga meminta agar hasil rapat yang mereka lakukan dilaksanakan dengan baik.
"Saya meminta agar hasil pembahasan ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya demi keselamatan kita bersama," ucap Edy.
Presiden Jokowi sebelumnya mewanti-wanti soal kenaikan kasus COVID-19 di 15 provinsi yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Sulawesi.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat menyampaikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5). Jokowi awalnya mengingatkan soal potensi kenaikan kasus COVID-19 setelah Lebaran.
"Tadi pagi saya mendapatkan data, data saya terima, terdapat sekitar satu setengah juta orang yang mudik dalam kurun waktu 6 Mei sampai 17 Mei," kata Jokowi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Jokowi awalnya memprediksi sekitar 33 persen masyarakat yang hendak mudik Lebaran 2021. Namun jumlah itu kemudian turun seiring dengan berlakunya larangan mudik.
Jokowi kemudian mengingat kembali saat kasus aktif di Indonesia mencapai puncaknya pada Februari lalu. Kini Jokowi bersyukur sebab kasus aktif mulai melandai.
"Itu kasus aktif ada 176 ribu, tetapi sekarang kasus aktif turun menjadi 90.800 turun 48 persen, penurunannya sekali lagi 48 persen ini yang harus terus kita tekan agar semakin turun, semakin turun, semakin turun," tutur Jokowi.
Jokowi lalu mengingatkan sejumlah negara sedang memasuki gelombang kedua dan ketiga penyebaran COVID-19. Untuk itu, dia meminta bangsa Indonesia memiliki ketahanan.
Barulah Jokowi menyebut satu per satu provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19. DKI Jakarta hingga Sumatera Utara menjadi dua di antaranya.
"Kasus per provinsi data-datanya sekarang kita komplit, hati-hati provinsi yang ada di Sumatera Utara. 15 Provinsi mengalami kenaikan,ini hati-hati. Sekarang kita terbuka, hati-hati Aceh, hati-hati Sumbar. Hati-hati Riau. Hati-hati Jambi, hati-hati DKI Jakarta, hati-hati Maluku, hati-hati Banten, hati-hati NTB, hati-hati Maluku Utara, hati-hati Kalteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulsel, hati-hati Gorontalo. Kelihatan dalam grafiknya, kurvanya semuanya kelihatan, sekarang kita tandai merah dan hijau. Sebagian ada di Sumatera, dan ada di Jawa dan juga ada di Sulawesi dan Kalimantan," imbuh Jokowi.