MPR Dapat Dukungan Universitas di Bali Susun dan Tetapkan PPHN

MPR Dapat Dukungan Universitas di Bali Susun dan Tetapkan PPHN

Khoirul Anam - detikNews
Selasa, 18 Mei 2021 15:36 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi dukungan dari Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali, agar MPR RI berwenang menyusun dan menetapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Hal ini melengkapi dukungan serupa yang datang dari berbagai kampus di Bali, seperti Universitas Negeri Udayana, Universitas Ngurah Rai, dan Universitas Warmadewa.

Sebelumnya, dukungan juga datang dari Forum Rektor Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta berbagai organisasi sosial kemasyarakatan seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, hingga Majelis Tinggi Agama Konghucu (MATAKIN).

"Badan Pengkajian MPR RI sedang mematangkan perumusan naskah PPHN sebagai dasar, arah, tujuan, dan tahapan pembangunan nasional. Sehingga bisa menggambarkan capaian besar yang ingin dicapai Indonesia dalam 50 sampai 100 tahun ke depan. Sekaligus menjawab apakah Indonesia akan memilih menjadi negara pertanian, maritim, industri, atau bahkan gabungan ketiganya," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (18/5/21).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bamsoet menjelaskan presiden, gubernur, bupati/walikota terpilih bertugas menjabarkan teknis cara pencapaian arah besar Indonesia yang terangkum dalam PPHN. Dengan demikian, visi misi calon presiden, gubernur, dan bupati/wali kota akan merujuk kepada PPHN sebagai visi misi negara.

"Sehingga menjamin kesinambungan antara pembangunan pusat dan daerah, serta keberlanjutan pembangunan dari satu periode pemerintahan ke periode penggantinya. Menghindari proyek mangkrak, atau salah sasaran pembangunan yang justru malah menghamburkan uang rakyat," jelas Bamsoet.

ADVERTISEMENT

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mencontohkan negara-negara di Skandinavia. Berkat Haluan Negara sebagai konsensus dalam jangka panjang, negara-negara itu bisa lolos dari pengaruh kesenjangan akibat neoliberalisme. Dia menambahkan, hal ini sekaligus menjaga cita-cita bersama dari penetrasi pemimpin politik yang pergerakannya cenderung liar.

"Pola pembangunan model Haluan Negara juga sudah diterapkan China sejak tahun 1953. Bahkan mereka sudah memiliki Visi China 2050," terang Bamsoet.

Di samping itu, Bamsoet mengingatkan para mahasiswa dan generasi muda bangsa mewaspadai penyebaran berbagai paham global yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa. Menurutnya, dalam menghancurkan suatu bangsa, musuh terlebih dahulu menghancurkan ingatan sejarah generasi muda.

"Generasi muda yang lupa terhadap asal usul bangsa, abai terhadap Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah awal dari kehancuran Indonesia. Bagaimana pun, masa depan Indonesia sepenuhnya berada di tangan anak-anak muda," tandas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, atas dasar itulah, dari perspektif ideologis, PPHN juga menekankan agar pola pembangunan yang diselenggarakan juga dalam kerangka menjaga dan memperkuat ideologi negara.

"Jika tidak siap dan waspada, kita akan tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas teritorial dan batas waktu. Berbaurnya ancaman militer dan nonmiliter telah mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi, yang terkadang juga memanfaatkan pembangunan untuk menggerus jati diri sebuah bangsa," pungkasnya.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads