Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengungkap Otoritas Israel menutup akses penyeberangan orang dan barang ke Gaza, Palestina. Hal ini menyebabkan distribusi bantuan kemanusiaan ke Palestina terganggu.
Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu Febrian Alphyanto Ruddyard dalam rapat Komisi I DPR RI, di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Febrian awalnya menjelaskan akses air bersih hingga fasilitas kesehatan di Gaza terganggu.
"Meningkatnya kekerasan ini, menyebabkan situasi kemanusiaan menjadi semakin memburuk di wilayah Palestina, khususnya di Gaza. Akibat terganggunya akses terhadap air bersih, makanan, dan fasilitas kesehatan," kata Febrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terganggunya pasokan air bersih hingga fasilitas kesehatan juga diperburuk oleh ditutupnya penyeberangan orang dan barang oleh otoritas Israel. Personel bantuan kemanusiaan pun terkendala saat hendak ke Gaza.
"Kondisi ini kemudian diperburuk dengan ditutupnya beberapa akses penyebrangan ke Gaza oleh otoritas Israel untuk orang dan barang. Termasuk personel dan bantuan kemanusiaan seperti bahan bakar dan obat-obatan sejak tanggal 10 Mei 2021 yang lalu," ujarnya.
Ketegangan Israel dan Palestina beberapa hari belakangan ini disebut karena adanya masalah perbatasan. Selain itu, adanya permukiman ilegal Israel di Yerusalem.
"Eskalasi ketegangan sejak beberapa minggu terakhir bersumber dari masalah perbatasan dan permukiman ilegal Israel, termasuk di Yerusalm timur yang merupakan menjadi bahan perdebatan panjang yang menjadi salah satu akar konflik dari konflik Israel-Palestina," ucapnya.
"Secara unilateral, bapak-ibu sekalian, Israel secara perlahan namun pasti mengembangkan permukiman ilegal warganya di atas wilayah Palestina selama beberapa tahun terakhir," imbuhnya.