Penyekatan di masa arus balik mudik Lebaran di Lampung diperketat. Sebanyak 14 orang dinyatakan reaktif COVID-19.
"Ada 14 pasien reaktif COVID-19 hasil tes rapid tes antigen di pos-pos penyekatan mulai masuk gedung isoladi Rusunawa Kalianda siang ini," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad kepada wartawan, Senin (17/5/2021).
Dia mengatakan dalam waktu dekat, ke-14 orang tersebut akan menjalani swab test PCR untuk memastikan kondisi kesehatannya. Saat ini, ke-14 orang dewasa tersebut telah ditangani Satgas COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah PCR baru dapat dipastikan mereka dapat melintas atau tidak," kata dia.
![]() |
Dia menjelaskan ada tiga fase penyekatan yang diterapkan di Lampung yakni prapengetatan pada 22 April-5 Mei, pengetatan pada 6-17 Mei dan fase pascapengetatan pada 18-24 Mei.
Kombes Pandra mengatakan berdasarkan data dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, terhitung sejak 22 April ada sebanyak 126 ribu orang baik menggunakan roda empat maupun roda dua yang menyeberang ke Lampung dari Banten.
Dia mengatakan pada periode 18-24 Mei, setiap warga yang hendak menyeberang dari Lampung ke Pulau Jawa diwajibkan memegang kelengkapan dokumen COVID-19 baik berupa hasil rapid tes antigen, swab test PCR maupun Gnose.
"Imbauannya, kepada seluruh pemudik, pengetatan diantisipasi agar tidak ada yang reaktif melintas dari Bakauheni ke Jakarta. Saat ini sedang dilakukan isolasi terhadap 14 orang terhitung sejak 15 Mei," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo berharap penyekatan mudik yang diterapkan saat ini dapat menekan penyebaran virus Corona (COVID-19). Dia tidak ingin nantinya terjadi teori pingpong.
![]() |
"Betul Sumatera mengalami tren kenaikan selama satu bulan terakhir ini. Sementara itu Pulau Jawa kita lihat angkanya relatif melandai. Nah, kita tidak ingin teori pingpong ini terjadi. Karena itu, upaya pemerintah melakukan penyekatan diharapkan bisa berhasil," kata Doni dalam siaran di YouTube BNPB, Sabtu (15/5).
Teori pingpong yang dimaksud Doni adalah ibarat bola pingpong, kenaikan kasus aktif diharapkan tidak berpindah dari Jawa ke Sumatera sebelum Lebaran dan kembali lagi ke Jawa pasca-Lebaran.
Dia juga memberi analogi pergerakan kasus COVID-19 ini dengan teori balon. Maksud dari teori ini ialah, ketika balon ditekan di satu bagian, bagian lain akan mengembung. Dan ketika bagian yang ditekan dilepaskan, akan kembali lagi seperti semula.
Berdasarkan data yang disampaikan Satgas COVID-19, pada periode sebelum atau awal Ramadhan, persentase kasus COVID-19 di wilayah Sumatera tergolong lebih rendah dari kasus di Pulau Jawa. Namun pada periode menjelang atau pasca-Idul Fitri, terjadi kondisi sebaliknya.
(jbr/idh)