Warga Malang, Jawa Timur, Melati, kini mencoba bangkit setelah derita bertubi-tubi yang dialaminya. Diteror 24 debt collector pinjaman online (pinjol), dipecat dari tempatnya mengajar, kehilangan pekerjaan, kehilangan teman, hingga nyaris bunuh diri. Bagaimana ceritanya?
Melati awalnya guru TK di Malang dan sudah mengabdi selama 13 tahun. Akhirnya ia diberhentikan dari tempatnya mengajar sejak 5 November 2020.
"Karena adanya permasalahan pinjaman online yang telah menghancurkan kehidupan saya," tutur Melati kepada wartawan, Senin (17/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melati meminjam pinjol tidak untuk konsumsi dan tidak pula untuk foya-foya. Semata-mata untuk membayar biaya kuliah S1 di Kota Malang sebesar Rp 2,5 juta.
"Karena memang dari tuntutan lembaga tempat saya mengajar harus punya ijazah S1," tutur Melati.
Awalnya, Melati meminjam lewat pinjol sebesar Rp 1,8 juta. Tetapi yang ia terima hanya Rp 1,2 juta. Ke mana larinya yang Rp 600 ribu? Tentu ke pinjol sendiri dengan alasan untuk biaya administrasi dan bunga. Oleh sebab itu, Melati harus meminjam dari beberapa pinjol agar bisa mendapatkan dana Rp 2,5 juta untuk membayar biaya kuliah.
"Apabila dilihat dari biaya potongan dan bunga yang ditetapkan oleh penyelenggara pinjaman online tersebut sangat mencekik leher saya. Tapi apa hendak dikata, di satu sisi kondisi keuangan saya terbatas dan di sisi lain harus menyelesaikan kuliah saya. Apalagi sudah semester akhir. Maka tanpa berfikir panjang saya menyetujui syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh mereka," ucap Melati.
Baca juga: Waspada Pakai Pinjol untuk Rayakan Lebaran |
Kesulitan mulai timbul ketika waktu pembayaran sudah jatuh tempo. Melati kaget, jatuh tempo hanya dalam waktu 7 hari. Aturan itu tertuang dalam brosur persyaratan yang berlembar-lembar dan rumit. Akhirnya, Melati gali lobang-tutup lobang.
"Sehingga saya pinjam melalui aplikasi lain lagi untuk mengajukan pinjaman di 2-3 aplikasi pinjaman online yang berbeda-beda untuk membayar tagihan sebelumnya. Karena saya tidak punya dana untuk membayar jadi saya pinjam lagi dan terus pinjam lagi supaya saya bisa membayar tagihan yang sudah tanggal jatuh tempo. Sampai pada akhirnya menumpuk banyak antara Rp 30 sampai Rp 40 juta di 24 aplikasi pinjaman online yang berbeda-beda," kisah Melati.
Melati benar-benar tidak menyangka. Niat awal meminjam Rp 2,5 juta untuk biaya kuliah, malah membengkak sampai Rp 40 juta. Melati masuk jurang rente.
"Di situ saya akhirnya berhenti dan tidak mengajukan lagi karena pinjaman saya yang terus bergunung dan adanya ancaman-ancaman, intimidasi, dan menakut-nakuti yang membuat saya menjadi depresi," ucap Melati.
Lihat juga video 'Berkaca dari Kasus Debt Collector, TNI Siap Tumpas Aksi Premanisme':
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.