Ledakan petasan memakan korban jiwa di malam takbiran Lebaran memakan korban jiwa. Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan bahwa petasan bisa membahayakan orang lain dan diri sendiri.
Mulanya, Anwar menjelaskan bahwa petasan sudah lama dilarang oleh pemerintah karena berbahaya. Namun, aturan tersebut tetap saja dilanggar.
"Pemerintah kan sudah larang petasan-petasan ini. Karena sudah tahu bahaya-bahayanya. Sudah membuat aturan masalah peraturan terkait ini. Tapi dilanggar juga," kata Anwar Abbas saat dihubungi, Kamis (13/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan sifat berbahaya petasan termasuk yang bisa mendatangkan bencana kepada orang lain. Hal ini termaktub dalam dalil ayat suci Al-Qur'an.
"Ada prinsip dalam kalangan ahli ushul fiqh. Atau dalam ayat Al-Qur'an, 'jangan kamu biarkan dirimu jatuh ke lembah kebencanaan'. Artinya kita jangan melakukan hal-hal yang mencelakan diri kita dan orang lain," ungkapnya.
"Kumudaratan itu harus dihilangkan. Mereka kan main-main dengan bahaya dan terkena kan," imbuhnya.
Dia prihatin atas sejumlah insiden ledakan petasan di daerah. Menurutnya, malam takbiran yang semestinya menjadi kebahagiaan malah menjadi duka.
"Malam takbiran menjadi duka. Ini saya sesalkan sekali. Prihatin kok masyarakat ini tidak mau patuh kepada ketentuan pemerintah dan agama," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, semalam, Rabu (12/5/2021), terjadi tiga insiden ledakan petasan pada malam takbiran. Insiden maut ini terjadi di Kediri, Kebumen, hingga Kudus. Tercatat total ada enam orang tewas akibat ledakan petasan tersebut dan sisanya mengalami luka-luka.
Simak juga 'Dua Warga Tulungagung Tewas Akibat Ledakan Petasan, 7 Orang Luka-luka':