Seorang pria memarahi kasir Indomaret. Hal yang dipermasalahkan si pria tersebut adalah Indomaret menjual voucher game online kepada anaknya yang masih di bawah umur. Total belanjaan voucher game online si anak mencapai Rp 800 ribu.
Pria tersebut mempertanyakan soal perlindungan konsumen kepada kasir Indomaret. Menurut si pria, dan seorang wanita yang diduga istrinya, Indomaret semestinya mencegah si anak di bawah umur bertransaksi.
"Sekarang gini, perlindungan konsumen itu di mana? Tahu nggak kalian? Dewasa nggak kalian?" ujar pria tersebut dalam video yang viral di media sosial (medsos, seperti dilihat detikcom pada Rabu (12/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video itu direkam satu arah, tepatnya dari arah si pria yang marah ke arah kasir Indomaret. Video tersebut tersebar di medsos seperti Twitter dan Facebook.
"Ya kami menjalankan peraturan Indomaret, Pak," jawab pegawai Indomaret.
Menanggapi jawaban si pegawai Indomaret, pria itu mempertanyakan aturan tertulis Indomaret yang memperbolehkan anak di bawah umur membeli voucher game online seharga Rp 800 ribu. Dia terus mencecar pegawai Indomaret.
"Ada tertulis peraturan Indomaret bahwasanya anak di bawah umur beli game online 800 ribu diperbolehkan? Ada peraturan tertulisnya? Bisa saya lihat?" cecar pria itu.
Pegawai Indomaret itu menjawab memang tak ada aturan tertulis yang spesifik berbunyi 'memperbolehkan pihaknya menjual voucher game online senilai Rp 800 ribu kepada anak di bawah umur', namun pegawai Indomaret menjelaskan dia hanya menjalani tugas melayani pembeli.
"Ada nggak batasannya (usia anak beli voucher game online)?" tanya pria itu.
"Ya kami nggak ada batasannya," jelas pegawai Indomaret.
"Oke nggak ada batasannya. Berarti ini beli game online Rp 800 ribu di Indomaret Simpang Mayang, Perdagangan II Sebrang. Hah. Anak di bawah umur," ujar pria itu lagi.
Perempuan yang mendampingi pria tersebut menyesalkan kasir Indomaret tidak mencegah si anak tersebut top up voucher game online hingga Rp 800 ribu. Perempuan itu lalu menyebut si anak membeli voucher dari uang hasil mencuri.
"Rp 800 ribu diterima beli game online. Mencuri pula anaknya. Aduh, Dek, Dek," katanya.
Menurut si perempuan itu, seharusnya kasir Indomaret mempertanyakan dari mana si anak tersebut memperoleh Rp 800 ribu. "Kan nggak wajar lho. Pasti mencuri."
Si pria kembali menimpali dengan tudingan pegawai Indomaret tak menjaga privasi konsumen karena menjual voucher game online senilai Rp 800 ribu kepada anak di bawah umur. Dia lalu menyebut Indomaret hanya cari untung.
Si pria dalam video ini lantas kembali mencecar si pegawai Indomaret. "Game online, anak di bawah umur, kelas VI SD, Rp 800 ribu, berarti tidak ada menjaga privasi konsumen hanya mencari keuntungan," ujarnya.
Si pria kembali bertanya tujuan Indomaret berjualan, untuk cari untung atau cari rugi. Sang kasir Indomaret tampak berusaha menahan diri meski dicecar.
"Kalian cari apa di sini, cari keuntungankah atau cari kerugian kalian berjualan di sini? Kan pertanyaan saya itu kan," sambungnya.
Aksi si pria dan perempuan yang mendampinginya mencecar kasir Indomaret ini ramai dikomentari netizen. Tak sedikit netizen yang malah membela kasir Indomaret ini. Banyak yang berkomentar orang tua yang seharusnya mengawasi si anak agar tak kecanduan game online, dan pengawasan terhadap anak bukan bagian dari tugas kasir Indomaret.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan video 'Anak Top Up Game Online Rp 800 Ribu, Ortu Marahi Kasir Indomaret':
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan dalam situasi pandemi COVID-19, anak-anak memang makin lekat dengan permainan di ponsel pintar (smartphone). KPAI, pada 2020, merilis hasil survei anak menggunakan gadget di luar keperluan belajar 5 jam perhari.
"Dalam perspektif perlindungan anak maka negara, pemerintah, pemerintah daerah, korporasi, keluarga, dan orang tua perlu memberikan proteksi," kata Ketua KPAI Susanto kepada detikcom.
"Hasil survei KPAI tahun 2020, anak menggunakan gadget di luar kepentingan belajar lima jam lebih per hari mencapai 25%," kata Susanto.
Menurut Susanto, semua pihak harus memiliki komitmen melindungi anak, "Jadi dalam kasus tersebut, semua mesti memiliki komitmen yang sama untuk melindungi anak.
Sementara itu soal perlindungan konsumen yang disinggung pria dalam video, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menegaskan tak ada pelanggaran terhadap perlindungan konsumen yang dilakukan kasir Indomaret tersebut.
"Sebetulnya tidak ada ketentuan yang dilanggar oleh pihak kasir minimarket tersebut," kata Sekretaris YLKI Agus Suyatno kepada detikcom.
"Dari mana anak tersebut mendapat uang sebanyak itu tanpa ada kontrol dari orang tuanya. Sebagai konsumen cerdas, tentu orang tua juga perlu bijak dalam mengalokasikan uang belanja untuk anak. Kontrol pertama dilakukan dari rumah/orang tua," tutur Agus.
Ke depan, lanjut Agus, perlu ada aturan yang bisa membuat pihak orang tua lebih aman tanpa dirugikan oleh perilaku belanja anaknya.
"Dengan kejadian ini, ke depan nampaknya perlu ada voluntary self regulation dari private sector dengan menerapkan standar jumlah dibelanjakan dan barang belanja terhadap anak di bawah umur," kata dia.
Indomaret akhirnya angkat bicara terkait video viral kasirnya dimarahi orang tua gegara membiarkan anaknya melakukan top up voucher game online senilai Rp 800 ribu. Menurut Indomaret, pihaknya sudah menyelesaikan kasus tersebut.
"Kami prinsipnya memberikan layanan dan menerima masukan pelanggan. Mungkin saja situasi dan kejadian di keluarga bapak membuat bapak tersebut datang ke toko memberikan masukan ke kami," kata Marketing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (12/5/2021).
"Tim toko sudah berusaha jelaskan dan memberikan alternatif untuk coba hubungi call center Unipin," sambungnya.
Wiwiek menyatakan tim kantor cabang Indomaret juga sudah melanjutkan upaya bertemu dengan orang tua anak tersebut. Di kesempatan itu, semua saling klarifikasi dan menjelaskan asal-usul kejadian tersebut.
"Laporan yang kami terima, keluarga dan tim Indomaret sudah ada saling pengertian dan klarifikasi peristiwa tersebut dan keluarga sepakat menarik video tersebut. Team toko kami sudah menanyakan ke anak tersebut. Anak tersebut memberikan jawaban (top up voucher game) untuk digunakan abang dan yang bersangkutan," sambungnya.