Rest area Km 57 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek tampak lengang. Sejumlah kedai yang berjualan beberapa macam minuman dan makanan tetap buka, tapi hanya segelintir yang didatangi pembeli.
Mobil yang terparkir di lokasi pun bisa dihitung dengan jari. Kondisi rest area yang sepi ini diketahui sebagai efek dari kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 yang telah ditetapkan pemerintah mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021.
Kondisi pengunjung sepi, pedagang di lokasi pun gigit jari. Edi, contohnya. Pria berusia 24 tahun ini mengaku sedih melihat kondisi rest area yang biasanya ramai pembeli, kini terlihat lengang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampaknya buat (pedagang) di sini mah mencekam, kacau banget. Biasanya kalau nggak dilarang mudik lagi ramai-ramainya. Tahun lalu sama kayak gini juga," kata Edi ditemui detikcom di Rest Area 57, Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021).
Pedagang kopi dan ubi Cilembu ini telah berjualan sejak 2020 di Rest Area 57. Pria yang masih lajang ini sebelumnya berdagang di Jakarta.
Sial bagi Edi, saat memulai pekerjaan baru sebagai pedagang di Rest Area 57 sejak tahun lalu, kebijakan larangan mudik Lebaran selalu diterapkan pemerintah. Dia pun harus gigit jari karena tidak mendapatkan keuntungan.
"Harapan saya ke depannya bisa pulih kembali, lebih baik jangan kayak gini deh. Berasa sedih juga nggak ada orang biasanya ramai ada orang," pintanya.
Hal senada disampaikan Ainun (19), pedagang kedai siomay di lokasi. Ainun sejak 2019 berjualan di Rest Area Km 57.
Dia bercerita, saat kebijakan larangan mudik berlangsung, bukan hanya penghasilannya yang menurun. Terkadang semangatnya untuk berjualan pun ikut surut.
"Ya gimana ya, jadi kayak sedih aja. Jadi kayak ada niat nggak mau jualan gitu. Soalnya sepi banget, biasanya suka ramai," ucapnya.
Ainun mengaku tidak banyak hal yang bisa dia lakukan di lokasi saat sepi pengunjung. Untuk membunuh rasa bosannya, dia hanya bisa bersih-bersih tempat jualannya.
"Paling bersih-bersih outlet aja, mau apa lagi," ujar Ainun.
Sama seperti Edi dan Ainun, Sherly (23), pedagang kedai ketupat, menyampaikan kesedihannya. Dia mengaku omzetnya menurun jauh selama diberlakukan kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.
"Kalau per hari sih Rp 1 juta masih (dapat). Tapi kalau dilarang mudik jadi makin menurun. Harusnya sejuta sehari nggak bisa. Paling 500-an (Rp 500 ribu), paling tinggi itu juga," ujar Sherly.
Tidak banyak yang diharapkan oleh Edi, Ainun, Sherly, atau pedagang di Rest Area Km 57 lainnya. Mereka mengaku hanya ingin Corona bisa segera selesai dan larangan mudik tidak perlu diterapkan kembali.
"Mungkin kalau tahun depan kalau bisa jangan ditutup, ini kan sudah dua kali ya, kalau bisa tahun depan jangan sih. Kan percuma dilarang nggak dilarang COVID-nya tetap ada," pungkas Sherly.