Perayaan hari raya Idul Fitri atau lebaran di Indonesia biasanya diramaikan oleh tradisi kumpul keluarga. Selain untuk melepas rindu, kegiatan ini juga dirasa perlu untuk mempererat tali silaturahmi.
Akan tetapi, silaturahmi saat lebaran bisa jadi terasa kurang menyenangkan saat kita dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan bernada mendesak, seperti "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?" dan sebagainya dari keluarga. Hal ini bisa terasa semakin menantang apabila kita adalah seorang introvert yang membutuhkan lebih banyak energi untuk berinteraksi sosial.
Psikolog Klinis Dessy Ilsanty dalam program e-Life membenarkan bahwa berinteraksi di situasi lebaran bisa jadi tantangan tersendiri bagi introvert. "Benar sih, introvert itu bukan nggak bisa, tapi butuh effort ekstra. Energinya lebih terkuras," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Dessy juga menekankan pentingnya menjalin tali silaturahmi dengan tujuan mengencangkan support system. Sehingga, bagi introvert yang mengalami kesulitan menghadapi interaksi saat bersilaturahmi, disarankan untuk menyiapkan diri sebelumnya.
"Effort-nya harus dikeluarkan, demi diri sendiri. Masa-masa lebaran memang melelahkan, tapi kan nggak setiap hari. Artinya memang harus pengorbanan, dalam tanda kutip. Jadi, sehari sebelumnya makan enak, tidur cukup, kayak mau memasuki dunia perang," terang Desy yang diikuti dengan tawa.
Selain itu, apabila interaksi sudah terasa terlalu melelahkan, Dessy juga menyarankan untuk keluar dari percakapan, atau "melipir" dengan sopan. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan mengalihkan percakapan dari satu orang ke orang lainnya.
"Yang namanya keterampilan komunikasi itu penting banget untuk dikuasai, supaya kita bisa tetap in-control. Kita tidak bisa mengontrol orang lain dia boleh nanya apa. Supaya kita bisa exit dengan sopan, belajar cara berkomunikasi yang memang mengenakkan buat orang lain dan kita sendiri," tutup Dessy.
(gah/gah)