Gempa bumi magnitudo (M) 5,8 terjadi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperbarui gempa tersebut.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan Mw=5,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=5,7," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, dalam keterangannya, Rabu (5/5/2021).
Episentrum gempa terjadi pada koordinat 2,06 lintang selatan dan 99,59 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 km arah timur Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar pada kedalaman 41 km. Hingga pukul 08.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gempa M 5,8 Guncang Tuapejat Sumatera Barat |
"Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelasnya.
Akibat gempa ini, guncangan dirasakan di daerah Mentawai IV MMI, yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Sementara di Painan dirasakan dalam skala III-IV MMI, yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Di Padang dan Pariaman dirasakan dalam skala III MMI yang artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan ada truk berlalu. Intensitas guncangan lebih rendah dirasakan di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Payakumbuh skala II MMI, yaitu getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," imbaunya.
Analisis gempa Maluku Utara
Gempa bermagnitudo (M) 5,7 terjadi di Halmahera Barat, Maluku Utara. BMKG melakukan pemutakhiran data kekuatan gempa tersebut menjadi 5,2.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=5,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,2," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, Rabu (5/5/2021).
Selain itu, BMKG melakukan pembaruan data terkait koordinat gempa, yakni 1,59 lintang utara dan 127,21 bujur timur.
"Tepatnya (gempa) berlokasi di laut pada jarak 64 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 130 km," jelas Daryono.
Daryono mengatakan gempa di Maluku Utara tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah. Gempa terjadi karena aktivitas subduksi lempeng laut Maluku.
"(Gempa) akibat adanya subduksi Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," imbuh Daryono.
Gempa dirasakan hingga Bitung, Manado dengan skala MMI II yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Serta dirasakan juga hingga Ternate, Malibagu, dan Sanana dengan skala MMI III, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Belum diketahui dampak kerusakan akibat gempa ini. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," jelasnya.
(jbr/idh)