Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus buka puasa bersama di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Bangunsirna, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (28/4). Acara tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat mulai dari mahasiswa, pemuda, pelajar, santri, dan petani.
"Hari ini kita bersyukur dapat bersilaturahmi apalagi di bulan suci Ramadhan. Saat ngabuburit, menunggu buka puasa, ini kita mendapat banyak ilmu, setelah mengaji, selanjutnya mendapat pemaparan mengenai Empat Pilar," ujar Jazilul dalam keterangannya, Jumat (30/4/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Jazilul menyampaikan tugas pimpinan MPR, salah satunya menyosialisasikan Empat Pilar MPR. Ia pun menjelaskan Empat Pilar MPR ada karena Indonesia merdeka.
"Nah, salah satu tugas MPR adalah mensosialisasikan Empat Pilar," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jazilul menyebut jika bangsa Indonesia belum merdeka maka Empat Pilar tidak ada. Oleh karena itu, ia mengajak para peserta untuk bersyukur bahwa bangsa ini sudah merdeka pada 17 Agustus 1945.
Lebih lanjut alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ini mengungkapkan salah satu kelompok masyarakat yang mempunyai andil besar dalam memerdekakan bangsa Indonesia adalah kaum ulama. Sehingga Jazilul mengingatkan agar masyarakat tak lupa jasa dan peran para ulama.
"Ulama mempunyai peran besar dalam ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Jas Hijau, jangan sekali-kali melupakan jasa dan peran ulama," tegasnya.
Tak hanya itu, Jazilul pun mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia merdeka pada saat bulan Ramadhan, saat umat Islam melaksanakan ibadah puasa.
"Kita merdeka pada 9 Ramadhan Tahun Hijriah. Bung Karno, Bung Hatta, dan yang lainnya saat itu tengah menjalankan ibadah puasa," ucapnya.
Menurutnya, merdekanya Indonesia pada bulan Ramadhan memberi spirit besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Merdeka di bulan puasa membuat bangsa ini memiliki spirit keagamaan yang kuat," tuturnya.
Ia menyebut hal tersebut bukan suatu kebetulan, namun merupakan desain dari Allah SWT. Untuk itu, Jazilul mengatakan bahwa di Indonesia antara kehidupan keagamaan dan kebangsaan tak dapat dipisahkan.
"Sayangnya kemerdekaan di bulan Ramadhan ini tidak diperingati oleh bangsa Indonesia," ucapnya.
Meski Indonesia telah merdeka, Jazilul tetap mengingatkan masyarakat terkait tujuan Indonesia merdeka. Dikatakannya, ketika bangsa ini merdeka maka ia harus dapat menyejahterakan rakyatnya serta mampu menciptakan rasa aman, tentram, dan damai.
"Indonesia lahir dengan harapan tidak ada rakyat kelaparan. Bila ada rakyat kelaparan lalu di mana peran negara?" tanyanya.
Dalam kemerdekaan ini, ia menegaskan negara harus dapat memperkuat keberadaan masyarakat karena negara membutuhkan masyarakat yang kuat. Namun, untuk membentuk masyarakat yang kuat tentunya perlu pendidikan.
Jazilul mengatakan pentingnya pendidikan inilah maka dalam konstitusi ada pasal yang menyebutkan besarnya anggaran pendidikan.
"Hanya Indonesia yang mempunyai aturan anggaran pendidikan yang termuat dalam konstitusi. Untuk menciptakan masyarakat yang maju perlu pendidikan," pungkasnya.
Diketahui, dalam acara tersebut hadir para pimpinan pondok pesantren, jajaran Muspida Ciamis, serta anggota DPRD Jawa Barat, Ciamis, dan Tasikmalaya.
(akn/ega)