Indonesian Islamic Centre (IIC) London tengah berusaha untuk mewujudkan impian pembangunan masjid pertama di London. Pihaknya optimistis pembangunan akan segera terwujud.
Ketua Panitia Pembangunan IIC, Eko Kurniawan menyampaikan, rencana pembangunan masjid didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London dan Diaspora Indonesia. Hal ini semakin memperkuat optimisme WNI di London.
"(Eko dan panitia) optimistis rencana membangun masjid Indonesia pertama di London bisa diwujudkan, apalagi rencana ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London dan juga oleh Diaspora Indonesia," terangnya melalui keterangan tertulis pada wartawan, Kamis (29/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan masjid sudah menjadi impian IIC sejak 20 tahun lalu. Eko menjelaskan, bangunan dua lantai di Wakemans Hill Avenue, London utara yang menjadi pusat kegiatan WNI Muslim ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan keinginan memiliki masjid yang representatif.
Bangunan IIC hanya mampu menampung 100 orang. Sementara jumlah WNI di London terus meningkat.
"Saat ini fasilitas dan sarana yang ada rumah di Wakemans Hill Avenue tersebut memang sudah tidak memadai lagi," ujar Eko.
Keterbatasan izin, sarana yang tidak memadai dan animo tinggi warga Indonesia dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agama, membuat sejumlah warga Indonesia akhirnya memutuskan membentuk panitia baru pembangunan masjid. Harapannya kerja-kerja mewujudkan masjid yang representatif bisa lebih cepat diwujudkan.
Rencananya, rumah yang selama ini menjadi pusat kegiatan warga Indonesia di Wakemans Hill Avenue akan dijual dan dana dari penjualan dipakai untuk membeli properti lain yang lebih representatif.
Eko menjelaskan, nilai jual properti ini sekitar 500.000 Euro. Panitia juga memiliki dana sekitar 250.000 Euro yang didapat dari sumbangan warga, baik yang ada di Inggris, negara-negara lain, maupun di Indonesia.
"Dari posisi dana ini, setelah dihitung total anggaran belanja dikurangi dana IIC yang tersedia saat ini, maka dana yang diperlukan oleh panitia pembangunan masjid adalah antara 750.000 Euro hingga 1,25 juta Euro atau antara Rp 14,2 miliar hingga Rp 23,7 miliar," ujar Eko.
Dengan adanya pembangunan masjid yang representatif, IIC London akan memiliki masjid, ruang kelas, perpustakaan, dan unit usaha. Masjid ini akan dipakai sebagai tempat sholat lima waktu, sholat Jumat, sholat Idul Fitri, dan sholat Idul Adha.
Ruang kelas akan dimanfaatkan untuk pendidikan anak-anak dan remaja, terutama untuk belajar Quran dan agama Islam. Menurutnya, menyediakan pendidikan agama menjadi tantangan tersendiri di Inggris. Diharapkan, keberadaan ruang kelas akan bisa menjadi semacam madrasah bagi anak-anak dan remaja Indonesia di London dan sekitarnya.
Untuk unit usaha seperti restoran halal, toko groseri, dan toko baju muslim/muslimah diharapkan bisa menjadi bagian dari pemasukan rutin dana pengelolaan atau operasional masjid.
Eko juga berharap masjid nantinya dapat dipakai untuk menggelar kegiatan-kegiatan komunitas Indonesia seperti silaturahim akbar, yang biasanya diselenggarakan dua kali dalam satu tahun. Rencananya masjid tersebut punya kapasitas sekitar 500 jemaah.
Rencana pembangunan masjid ini disambut baik oleh beberapa WNI yang sudah puluhan tahun tinggal di London. Mereka memiliki harapan besar impian mempunyai masjid Indonesia akan terwujud.
Sahabat hikmah, di bulan Ramadhan ini, siapa mau ikut bangun masjid Indonesia Pertama di London?