Seekor harimau Sumatera dilaporkan masuk ke permukiman warga Nagari Tigo Koto Silungkang. Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Sebanyak tujuh ternak anjing milik warga mati dimangsa.
"Kami mendapat laporan dari Amir Hamzah, salah seorang warga Palembayan, di mana anjing-anjing ternak warga, termasuk milik Pak Amir, mati dimangsa satwa liar," kata Kepala BKSDA Agam, Ade Putra kepada wartawan, Senin (26/4/2021) malam.
Tim BKSDA Resor Agam yang menerima laporan baru mendatangi tempat kejadian pada Senin sore. Sebab pada saat bersamaan, BKSDA sedang menangani konflik antara manusia dan satwa Harimau Sumatera di jorong Cubadak Lilin nagari Tigo Balai kecamatan Matur yang menyebabkan 6 ekor ternak dimangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pengumpulan data, diketahui sebanyak tujuh ekor ternak anjing milik warga mati karena dimangsa satwa liar yang diduga jenis harimau Sumatera," kata dia.
Pemilik ternak Anjing, Novi (40) menuturkan, dua ekor ternak anjing miliknya dimangsa bergiliran pada malam berbeda. Anjing tersebut diterkam dan diseret dari pondoknya ke arah pinggir ladang. Di sekitar bangkai anjing ditemukan banyak jejak menyerupai tapak kaki harimau.
BKSDA belum dapat menyimpulkan harimau yang menyerang ternak anjing tersebut merupakan individu yang sama dengan harimau yang menerkam ternak kerbau warga di Matur, beberapa hari sebelumnya. Identifikasi lapangan untuk mencari dan mengumpulkan data-data tanda keberadaan satwa berupa jejak, cakaran dan kotoran akan dilakukan untuk memastikan jenis dan individu satwa.
Simak video 'Harimau Muncul di Langkat, Ternak Warga Dimangsa':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Berdasarkan keterangan Novi, beberapa warga setempat ada yang pernah dan melihat langsung satwa langka dan dilindungi tersebut.
Sebelumnya sejak awal Maret sampai pertengahan April ini, sebanyak enam ekor ternak kerbau warga jorong cubadak lilin dan jorong sari bulan Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur ditemukan dalam kondisi mati dua ekor dan terluka empat ekor.
BKSDA yang melakukan pengusiran sejak bulan Maret lalu, akhirnya memutuskan mengevakuasi satwa dengan memasang 2 perangkap.
BKSDA mengimbau warga agar tetap hati-hati dan waspada ketika beraktivitas di ladang dan di pinggir kawasan hutan. Selain itu warga juga telah diminta untuk mengamankan ternaknya dengan cara mengandangkannya.