Kabinda Papua Gugur, Jazilul: Tak Ada Ruang bagi Separatisme di RI

Kabinda Papua Gugur, Jazilul: Tak Ada Ruang bagi Separatisme di RI

Inkana Putri - detikNews
Selasa, 27 Apr 2021 12:01 WIB
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jakarta - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyampaikan belasungkawa atas penembakan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua Brigjen I Gusti Putu Danny Nugraha. Adapun insiden ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada Minggu (25/04).

"Mengutuk aksi KKB yang menyebabkan putra terbaik bangsa gugur saat melaksanakan tugas," ujar Jazilul dalam keterangannya, Selasa (27/4/2021).

"Semoga amal dan jasa Beliau diterima oleh Tuhan yang Maha Esa," imbuhnya.

Terkait insiden ini, Wakil Ketua DPP PKB ini pun meminta aparat keamanan yang bertugas di Papua agar lebih waspada dan siaga dari segala kemungkinan yang dapat terjadi. Hal ini mengingat selama beberapa pekan, KKB telah melakukan tindakan brutal tidak hanya kepada aparat keamanan namun juga kepada masyarakat sipil.

"Ulah KKB yang menembaki warga sipil telah membuat banyak korban," ungkapnya.


Adapun beberapa warga sipil yang telah ditembak mati oleh KKB, yakni guru SMP Yonathan Raden, pengemudi ojek Udin dan pelajar SMA Ali Mom. Ia mengatakan penembakan itu terjadi dalam rentang waktu antara 9 April-15 April di Kabupaten Puncak.

"Mereka, KKB, benar-benar tak manusiawi," tuturnya.

Oleh karena itu, Jazilul mendorong agar aparat keamanan mengejar pelaku penembakan dan menumpas KKB di Papua secara tuntas. Pasalnya, semakin banyaknya korban atas insiden yang dilakukan KKB baik dari aparat TNI, Polri, dan warga sipil.

"Bila tidak ditumpas secara tuntas mereka akan terus mengganggu keamanan dan semakin menjadi-jadi apalagi setelah Kabinda mereka tembak," ucapnya.

Ia menjelaskan KKB selama ini telah banyak membuat ketakutan serta menciptakan suasana yang tidak aman sehingga mengganggu berbagai proses kehidupan masyarakat.

"Kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan menjadi terganggu akibat ulah mereka," tuturnya.

Jazilul pun menyebut hal ini membuat semakin tidak terkendalinya keamanan sehingga dapat mengganggu proses pembangunan tidak hanya di Papua, namun seluruh Indonesia. Menurutnya, ulah KKB bertujuan untuk melakukan gerakan separatisme atau memisahkan diri dari NKRI sehingga aktivitas mereka tidak boleh diberi ruang sedikit pun di Papua.

Pasalnya, jika ada pihak yang ingin memisahkan diri dengan Indonesia, mereka tidak hanya berhadapan dengan TNI dan Polri namun juga seluruh rakyat Indonesia

"Tidak ada ruang bagi gerakan separatisme di Papua dan wilayah Indonesia lainnya," tegasnya.

Jazilul mengatakan NKRI sudah final sebagai kesepakatan bersama. Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari Talaud hingga Timor, wajib menjaga, merawat, dan melestarikan wilayah Indonesia.

"NKRI merupakan kesepakatan bersama," tuturnya.


Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ini juga mendorong pemerintah kabupaten-kabupaten di Papua untuk terus memberikan lapangan kerja bagi masyarakat mereka. Sehingga tidak terbujuk oleh rayuan untuk bergabung dengan KKB.

Menurut Jazilul, meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu upaya untuk menjauhkan masyarakat dari janji kosong pihak yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

"Adanya ketimpangan ekonomi dan pembangunan bisa memunculkan orang frustasi, nah bila itu terjadi bisa membuat masyarakat salah arah," pungkasnya.

Simak video 'Jokowi Berduka, Kabinda Papua Gugur Ditembak KKB Naik Pangkat':

[Gambas:Video 20detik]



(mul/mpr)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads