KRI Nangggala-402 tenggelam di laut utara Bali. 53 Prajurit gugur. Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) mengkritik proses modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Ketua Umum PB HMI MPO, Affandi Ismail, menyampaikan pernyataan sikap organisasinya, diterima detikcom pada Senin (26/4/2021).
![]() |
HMI menyoroti anggaran Kementerian Pertahanan tahun 2021 yang sebesar Rp 136,99 triliun, anggaran terbesar kedua setelah Kementerian PUPR. Dengan anggaran sebesar itu, Kemenhan ternyata tidak memodernisasi alutsista, dalam hal ini kapal selam. Sebagaimana diketahui, KRI Nanggala-402 adalah kapal selam U-209 bikinan Jerman tahun 1977.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menteri Pertahanan gagal mengelola anggaran sebesar itu, oleh karena itu, maka Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, perlu dievalusi oleh publik karena gagal membangun alutsista modern dengan anggaran yang cukup signifikan itu," kata Ketua Komisi Pertahanan dan Keamanan Nasional PB HMI, Abubakar.
![]() |
PB HMI MPO juga mendesak DPR RI untuk aktif mengawasi anggaran di kementerian lebih khusus. "Komisi I DPR RI juga harus lebih fokus pada kerja pengawasan penggunaan anggaran peningkatan kualitas Alutsista," kata Ketua Umum PB HMI, Affandi Ismail.
PB HMI MPO menyampaikan ucapan dan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan, semoga proses evakuasi berjalan dengan lancar. Supaya tragedi tak terjadi lagi, maka kualitas alutsista harus menjadi perhatian serius.
![]() |
"Kualitas Alutsista yang dimiliki oleh Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan, sebab kualitas Alutsista yang sudah tua dipaksakan untuk beroperasi maka akan fatal akibatnya" ujar Affandi.
Tonton video 'Blak-blakan Laksda (Purn) Frans Wuwung: Manuver Nanggala Bikin Gentar Australia-Filipina':