Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengundang sejumlah eks napiter (narapidana kasus terorisme) ke kantornya di Balaikota Semarang. Eks napiter itu diajak untuk menggiatkan program deradikalisasi ke sekolah-sekolah di Kota Semarang.
Menurut Hendi, sapaan akrabnya, peran para eks napiter menjadi penting karena mampu memberi gambaran terkait teknik pencucian otak yang dilakukan oknum-oknum tertentu, yang kemudian generasi muda dapat dikuatkan agar tidak goyah. Ia juga mengapresiasi kembali berikrarnya para eks napiter cinta pada NKRI dan memberikan peluang untuk para eks napiter untuk juga berpartisipasi dalam berbagai program pengembangan UMKM, sehingga menguatkan kemandirian dan kecintaan pada NKRI itu sendiri.
"Kami sangat berterima kasih kepada kawan-kawan Persadani yang telah berikrar untuk kembali pada NKRI dan bersinergi bersama Pemerintah Kota Semarang dalam percepatan pembangunan," ungkap Hendi dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan Hendi, salah satu eks napiter yang saat ini menjadi ketua Persadani (Yayasan Persaudaraan Anak Negeri) Machmudi Hariono alias Yusuf menceritakan bagaimana upaya pencucian otak dilakukan dengan memberikan doktrin-doktrin yang bersifat membenci NKRI.
"Secara bertahap terus dimunculkan kebencian akan NKRI kepada kami, yang mendasar misalnya tentang KTP seharusnya tidak perlu membuat KTP, atau terkait pajak juga seharusnya tidak perlu membayar pajak, dan sebagainya," tutur Yusuf.
Mewakili eks napiter lainnya, Yusuf merasa bahagia diberi kesempatan oleh Hendi memberi ide dan gagasan dalam mendukung pembangunan di Kota Semarang. Dirinya juga bersyukur mendapat dukungan wirausaha yang sedang dirintis para anggota, khususnya dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.
Lihat juga video 'Eks Napiter Sofyan Tsauri Soal Zakiah Aini: Mencari Kesyahidan':