Dag Dig Dug Menteri Jokowi

Dag Dig Dug Menteri Jokowi

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 22 Apr 2021 15:45 WIB
Nadiem Makarim (Andhika-detikcom)
Foto: Nadiem Makarim (Andhika-detikcom)
Jakarta -

Reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) santer diisukan akan terjadi akhir-akhir ini. Beberapa nama menteri atau anggota kabinet ikut terseret dalam tarik-ulur reshuffle.

Salah satu yang paling disorot yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (Mendikbud) Nadiem Makarim. Terlebih setelah ada keputusan untuk meleburkan Kemenristek dengan Kemendikbud.

Terlepas dari itu, Mendikbud Nadiem Makarim sempat mengunjungi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Meski pertemuan itu disebut membahas persoalan pendidikan di Indonesia, namun sejumlah suara mengaitkan dengan reshuffle kabinet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa yang tujuan Nadiem Makarim bertemu Megawati?

Pakar Politik dari Paramadina, Hendri Satrio, memberikan sejumlah tafsir terkait pergerakan Nadiem Makarim di tengah derasnya pusaran isu reshuffle kabinet. Salah satu yang disorot yakni pertemuan dengan Megawati.

ADVERTISEMENT

"Ada beberapa tafsiran politik lah ya yang pertama, karena menteri ini adalah posisinya posisi politik pasti orang bisa menebak ini adalah pergerakan politik, karena yang ditemui adalah Bu Mega. Terserah apapun interpretasinya mau itu mencari perlindungan atau soal politik atau apa yang jelas memang persepsi gerakan politik jadi sangat penting," kata Hensat di Podcast IRC Channel Seru Transvision, Rabu (21/4/2021) malam.

Hensat menilai Nadiem Makarim terkesan seperti 'dag dig dug' dalam arti khawatir terkena reshuffle. Apalagi menurut Hensat, tidak mudah seorang menteri memikirkan langkah untuk bertemu dengan Megawati.

"Saya kaget juga kalau Mas Nadiem ternyata 'dag dig dug' juga dengan isu reshuffle ini, iya merasa insecure itu karena bertemu dengan Ibu Mega sebuah langkah yang luar biasa dan sangat sedikit mungkin pasti menteri yang memikirkan itu, gitu ya," ucapnya.

Lebih jauh, Hensat menyebut Nadiem seharusnya tidak perlu insecure jika merasa kinerjanya baik-baik saja selama ini. Hensat lantas mengatakan bertemunya Nadiem dengan Mega seolah mencari perlindungan.

"Walau sebelumnya Ibu Mega pernah meminta Mas Nadiem meluruskan sejarah 1965, kalau Mas Nadiem merasa kinerjanya bagus saya rasa ya nggak perlu dag dig dug. Kalau sampai dag dig dug begini ya Mas Nadiem mulai merasa ya namanya disebut-sebut, kemudian ada beberapa blunder yang dilakukan maka perlu minta perlindungan Bu Mega," ujarnya.

Simak selengkapnya

Saksikan video 'Unggah Foto Bareng Megawati, Nadiem Dinilai Sedang Dag-Dig-Dug':

[Gambas:Video 20detik]



Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini juga menyinggung terkait izin dari Presiden Jokowi kepada Nadiem untuk bertemu Megawati. Menurutnya jika Nadiem bertemu dengan Megawati tanpa persetujuan politik, maka itu merupakan blunder politik.

"Kalau nggak minta izin dan tidak diberikan blessing atau dipersilakan Pak Jokowi, main menghadap aja, itu blunder politik luar biasa menurut saya, sehingga wajar kalau tadi saya baca komentar-komentar pemberitaan di detikcom, bahkan ada tuduhan macam-macam terkait finansial, itu sangat tidak baik sekali, karena manuver Mas Nadiem ini sangat tidak biasa, bisa membuat blunder dan sangat menggambarkan dirinya dag dig dug," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan. Dia menilai Nadiem khawatir kena reshuffle mengingat kinerjanya saat ini disorot dan kerap memunculkan kontroversi.

"Apa yang kita lihat mungkin disrupsi atau inovasi terobosan itu belum terlihat muncul dari Pak Nadiem mungkin ada alasan pandemi, tapi pandemi seharusnya dijadikan alasan melakukan terobosan tapi malah muncul banyak kasus. Misal terbaru Kamus Sejarah ada tokoh Islam yang terlewat, sebelumnya peta jalan pendidikan nasional kata kata agama hilang sehingga Muhammadiyah dan ormas Islam protes keras, kampus merdeka belajar itu juga timbulkan kontroversi dan banyak pertanyaan," ujarnya.

Djayadi lantas menyinggung Nadiem yang terkesan bersikap seperti politisi. Dia menilai manuver pertemuan dengan Megawati justru menunjukkan Nadiem tidak percaya dan cenderung menekan Jokowi.

"Saya kira itu tadi dia menteri yang ditunjuk dari jalur non partai atau dalam bahasanya jalur profesional, tapi tingkah lakunya seperti politisi kan, jadi dia bukan melakukan disrupsi malah melanjutkan perilaku yang lama, yang seharusnya tidak dilakukan, yang dilakukan menteri berlatar belakang profesional. Kedua dia dengan manuver itu seolah tak percaya dengan Pak Jokowi, dia perlu bergantung kepada Ibu Mega sebagai yang mungkin interpretasikan melakukan tekanan ke Pak Jokowi melalui Bu Mega kalau orang anggap sebagai negatif," ungkapnya.

"Menimbulkan dilema bagi presiden, selain itu saya kira wajar kalau Pak Nadiem disebut dag dig dug tadi saya kira dia tidak merasa moncer betul dari sisi kinerja, kedua santer diberitakan kursinya itu diintip oleh orang lain, nah itu yang ngintip bukan lain lain, wakilnya Muhammadiyah," tutupnya.

[Gambas:Youtube]



Halaman 2 dari 2
(maa/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads