Anggota DPR-Gatot Nurmantyo Diambil Sampel Darahnya untuk Vaksin Nusantara

Anggota DPR-Gatot Nurmantyo Diambil Sampel Darahnya untuk Vaksin Nusantara

Rahmat Fathan - detikNews
Rabu, 14 Apr 2021 13:21 WIB
Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat, Senin (7/9/2020). Deklarasi dilaksanakan di sebuah rumah, Kota Bandung, Senin (7/9/2020).
Gatot Nurmantyo (Yudha Maulana/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah anggota DPR hingga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengikuti pengambilan sampel darah untuk vaksin Nusantara. Gatot menjelaskan alasan bersedia diambil sampel darahnya untuk vaksin Nusantara.

"Saya ini lahir di sini, makan di sini, minum di sini, diberi ilmu di sini, dan dididik sebagai seorang prajurit di Bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik kemudian uji klinik, kenapa tidak. Apa pun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," ujar Gatot saat ditemui di Cellcure Center, RSPAD, Jakarta Pusat, Rabu (14/4/2021).

Gatot juga menanggapi ihwal uji klinis vaksin Nusantara yang belum mendapat izin kelanjutan dari BPOM. Dia menegaskan siap menyukseskan vaksin Nusantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak tahu ada izin atau tidak, tetapi saya ditawari jadi uji klinik, saya siap," kata Gatot melanjutkan.

Selepas Gatot, Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena keluar dari tempat uji klinis vaksin Nusantara. Senada dengan Gatot, Melki menjelaskan proses yang dilakukan hari ini adalah pengambilan darah.

ADVERTISEMENT

"Jadi ngambil darah bagian dari proses. Kamis depan itu disuntik ke masing-masing orang sesuai dengan pengambilan darah tadi," tutur Melki.

Melki menjelaskan pengambilan darah tersebut merupakan uji klinis vaksin Nusantara tahap kedua. Namun, hal itu berlaku bagi mereka yang memenuhi syarat tertentu.

"Kami semua diambil darahnya, diuji. Ini bagi yang memenuhi syarat itu. Dia masuk uji klinis tahap dua. Bagi yang tidak memenuhi syarat itu berarti pengobatan pribadinya dia. Jadi hak untuk mendapatkan pengobatan adalah hak individual setiap orang, tidak ada urusan sama lembaga negara. Jadi kalau dia tidak memenuhi syarat itu, dia masuk kategori ini," jelas Melki.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya.

Tonton juga Video: BPOM Bantah Anak Tirikan Vaksin Nusantara

[Gambas:Video 20detik]



Diberitakan sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito menyayangkan tak ada tindak lanjut dari para peneliti untuk memperbaiki evaluasi uji klinis Fase I vaksin Nusantara. Pasalnya, vaksin Nusantara bahkan tak memenuhi good clinical practice dan good manufacturing practice untuk produksi vaksin.

"Komitmen correction action atau prevention action sudah diminta dari awal, tapi diabaikan, diabaikan, diabaikan. Tetap tidak bisa, nanti kembali lagi ke belakang. Jadi berbagai aspek, good clinical practice dan good manufacturing practice untuk produksi vaksin belum terpenuhi," ujar Penny.

Sementara itu, pihak komisi IX DPR bersikeras mendukung vaksin Nusantara yang diprakarsai eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan tujuan memajukan karya anak bangsa. Di sisi lain, Komnas Penilai Khusus Vaksin COVID-19 mengatakan antigen tak berasal dari virus Indonesia.

"Antigennya (vaksin Nusantara) tidak berasal dari virus Indonesia, tapi didapatkan dari Amerika yang kita tidak tahu persis bagaimana sequence genomic-nya, strain apa virus selanjutnya yang didapatkan dari Amerika," jelas Dr dr Anwar Santoso, dalam rilis yang diterima detikcom.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads