Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok ternyata sudah mulai menyelidiki terkait dugaan korupsi pengadaan sepatu di Dinas Damkar Depok yang dibongkar petugas Damkar Depok Sandi. Kejari menyebut telah mengumpulkan data dan informasi terkait dugaan korupsi sepatu damkar tersebut sejak bulan Maret.
"Bahwa terkait pengadaan sepatu di damkar kota Depok kejaksaan negeri Depok telah melakukan pengumpulan data dan informasi sekitar akhir bulan Maret setelah adanya pemberitaan di media online lokal kota Depok," kata Kasie Intelijen Kejaksaan Negeri Depok, Herlangga Wisnu Murdianto, saat dihubungi, Rabu (14/3/2021).
Wisnu menyebut proses klarifikasi juga masih terus dilakukan pihak Kejari. Menurutnya sejumlah pejabat di Dinas Damkar Depok juga sudah dimintai klarifikasi terkait pengadaan sepatu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa pejabat di damkar telah dimintai klarifikasi untuk memperoleh informasi dan keterangan terkait pengadaan sepatu tersebut," ucapnya.
Lebih lanjut, Wisnu juga membenarkan terkait adanya laporan masyarakat soal dugaan korupsi dalam pengadaan sepatu petugas damkar tersebut. Dia menyebut laporan yang diterima pada awal April 2021 ini masih ditelusuri.
"Kemudian masyarakat melaporkan dugaan korupsi tersebut secara resmi kepada Kejaksaan Negeri Depok pada awal bulan April dan telah ditindaklanjuti oleh kejaksaan negeri depok hingga saat ini masih dalam proses pengumpulan data dan informasi," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya soal asal mula dugaan korupsi di Damkar Depok mencuat.
Tonton juga Video: Firli Bahuri Ungkap KPK Telah Tangkap 1.552 Orang karena Korupsi
Sebelumnya, awal mula dugaan korupsi di interal Damkar Depok mencuat setelah salah satu anggota Damkar Sandi membongkarnya di media sosial. Dugaan korupsi tersebut dibongkar dengan melakukan aksi protes di Balai Kota Depok. Aksi itu kemudian viral.
Sandi membawa poster bertulisan 'Bapak Kemendagri tolong, untuk tindak tegas pejabat di dinas pemadam kebakaran Depok. Kita dituntut kerja 100 persen, tapi peralatan di lapangan pembeliannya tidak 10 persen, banyak digelapkan!!!'. Ada juga poster 'Pak Presiden Jokowi tolong usut tindak pidana korupsi Dinas Pemadaman Kebakaran Depok #StopKorupsiDamkar'
Salah satu dugaan korupsi yang diungkap Sandi ialah pengadaan sepatu pada 2018. Menurut Sandi, sepatu yang diterima oleh dia dan rekan kerja ini tidak sesuai dengan spesifikasi.
Sandi mengatakan ada dugaan pemotongan terkait insentif mitigasi dan penyemprotan disinfektan. Seharusnya, setiap petugas mendapatkan insentif Rp 1,7 juta, tapi yang diterima hanya Rp 850 ribu.
Dia mengaku menerima ancaman berupa desakan untuk mengundurkan diri hingga diberi surat peringatan (SP) oleh atasannya seusai aksinya itu. Dia juga mengaku dijutekin.
Dugaan Korupsi Dibantah Damkar Depok
Kepala Dinas Damkar Depok Gandara membantah dugaan korupsi yang diutarakan Sandi. Dia menyatakan perlengkapan Damkar sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Tidak benar apa yang disampaikan. Perlengkapan sesuai dengan aturan," ujar Gandara saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (12/4).
Gandara menyebut pemotongan insentif yang juga disoal oleh Sandi. Menurutnya, insentif dipotong untuk BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
"Penjelasan dari bidang yang menangani, sebetulnya potongan itu buat BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan yang menjadi kewajiban anggota dan potongan tidak sebesar itu. Teknisnya bisa tanya ke bidang," imbuhnya.
Dukungan terhadap Sandi juga terus mengalir. Kemendagri dan KSP mempersilakan Sandi mengadu soal dugaan korupsi itu.