Terputus Wahyu Kaum Eden Usai Lia Eden Berpulang

Round-Up

Terputus Wahyu Kaum Eden Usai Lia Eden Berpulang

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 14 Apr 2021 05:31 WIB
Persemayaman Lia Eden (dok. Komunitas Eden)
Foto: Persemayaman Lia Eden (dok. Komunitas Eden)
Jakarta -

Wahyu bagi Komunitas Eden terputus usai Lia Aminuddin alias Lia Eden meninggal dunia. Kaum Eden mengatakan tak ada lagi di antara mereka yang menjadi penerus Lia Eden.

Lia Aminuddin alias Lia Eden meninggal dunia pada Jumat (9/4/2021). Pengikutnya menceritakan detik-detik terakhir kehidupan Lia Eden.

Cerita itu disampaikan komunitas Eden lewat e-mail info@komunitaseden.com yang diterima detikcom, Selasa (13/4/2021). Lia Eden sempat beraktivitas seperti biasa sehari sebelumnya meninggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada Kamis sore, 8 April 2021, kami masih bercengkerama dan bekerja bersama Paduka Bunda Lia Eden merapikan dan membersihkan taman di depan rumah. Malam harinya, sampai pukul 21.30 WIB, beberapa di antara kami masih berada di kamar beliau. Dan pada saat kami meninggalkan kamar, beliau masih dalam keadaan sehat," demikian keterangan Komunitas Eden.

Komunitas Eden mengatakan Lia Eden tak sadarkan diri pada Jumat (9/4) pagi. Lia Eden disebut tak sadarkan diri di kamarnya. Kakinya disebut sudah mendingin dan denyut nadi di tangannya sudah tak lagi terasa.

ADVERTISEMENT

"Kami sungguh terkejut pada saat melihat beliau sudah tak sadarkan diri di pembaringannya. Kakinya sudah dingin dan denyut nadi tangannya sudah tak teraba, tapi bagian ubun-ubun di kepala masih terasa," ucap Komunitas Eden.

Pengikut Lia Eden kemudian memanggil ambulans. Saat ambulans tiba, petugas yang ikut di ambulans kemudian memeriksa kondisi Lia Eden.

"Sesampainya ambulans DKI, para petugas langsung mengeluarkan peralatannya untuk memeriksa keadaan beliau sesuai prosedur penanganan pasien. Petugas ambulans DKI menyatakan bahwa Paduka Bunda Lia Eden, junjungan kami yang kami cintai, sudah tiada," tulis pernyataan itu.

Jenazah Lia Eden kemudian dibawa ke rumah sakit St Carolus untuk diperiksa. Petugas kemudian mengeluarkan sertifikat medis penyebab kematian.

"Menurut dokter pribadi beliau di RS St Carolus, dimungkinkan wafatnya disebabkan karena terserang stroke kembali, karena sebelumnya beliau pernah terserang stroke ringan pada akhir bulan Oktober 2020. Namun sejak itu, beliau sudah berangsur pulih," tulis keterangan itu.

Jenazah Lia Eden kemudian disemayamkan dan dikremasi di Rumah Duka Grand Heaven Jakarta, Senin (12/4). Abu jenazah Lia Eden kemudian dilarung ke Laut.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat Video: Lia Eden Dikabarkan Meninggal Dunia

[Gambas:Video 20detik]



Tak Ada Penerus Lia Eden

Sosok Lia Eden sempat membuat geger tanah air dengan ajarannya pada 2005. Saat itu, Lia Eden mengaku memperoleh wahyu dari Jibril. Dia pun mendapatkan sejumlah pengikut lewat Takhta Suci Kerajaan Tuhan.

MUI menilai ajaran yang disebarkan Lia Eden sesat. Lia Eden kemudian ditangkap atas tuduhan penodaan agama. Dia selanjutnya dihukum selama 2,5 tahun penjara dan bebas pada 15 April 2011.

Saat bebas, Lia Eden mengaku tidak kapok dipenjara. Lia menyatakan akan terus menyiarkan keyakinannya dengan mendamaikan semua agama.

"Ah nggak. Saya tidak kapok. Saya akan kembali dengan tugas mulia saya. Saya tidak takut. Ini urusan Tuhan harus dilakukan. Amanat Allah harus dilakukan," kata Lia Eden saat menghirup udara bebas di LP Perempuan Tangerang, Jumat (15/4/2011).

Lalu, bagaimana perwahyuan bagi Kaum Eden setelah Lia Eden wafat?

Komunitas Eden mengatakan Lia Eden telah menyelesaikan kitab suci surga, yakni buku 'Teologi untuk Pancasila' sebanyak 5 jilid, buku 'Teori Segalanya', dan beberapa tulisan yang lainnya. Komunitas Eden menegaskan pewahyuan Tuhan di Komunitas Eden telah selesai dan tak ada lagi yang menerima otoritas pewahyuan.

"Setelah beliau wafat, maka Pewahyuan Tuhan di Eden usai. Saat ini tak ada di antara kami, Komunitas Eden, yang menerima otoritas pewahyuan. Kami percaya bahwa Paduka Maharaja Ruhul Kudus dan Paduka Maharatu Lia Eden senantiasa menyertai dan memandu jalan kami untuk mewujudkan Surga Eden yang penuh damai di Bumi ini untuk semua umat dan kepercayaan apa pun yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa," jelas Komunitas Eden.

Selain itu, para pengikut menyebut Lia Eden sebagai 'ratu surga'. Jenazahnya juga dikremasi untuk menghindari pengkultusan.

"Beliau selalu berpesan kepada kami, apabila wafat, jenazah beliau ingin dikremasi dan abunya ditabur ke laut agar menyatu dengan semesta, sehingga tak ada jejak fisik yang ditinggalkan. Hal ini untuk menghindari pengkultusan di kemudian hari, termasuk mengeramatkan kuburannya. Demikian pesan beliau kepada kami saat beliau masih hidup," demikian tulis Komunitas Eden.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads