Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Kunjungan itu untuk melihat situasi terkini setelah negara mengambil alih pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita.
Pantauan detikcom di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jakarta, Senin (12/4), Moledoko tiba bersama rombongan dari Kantor Staf Presiden (KSP) pukul 13.40 WIB.
Setelah itu, Moeldoko berkeliling TMII. Ia mengunjungi Taman Flora Fauna, lalu melintasi kawasan Tionghoa. Kemudian, Moeldoko dan rombongan makan siang di Desa Wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini saya meninjau ke lokasi TMII, sesuai dengan arahan dari Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang transisi pengelolaan TMII, jadi apa yang saya lihat dan teman-teman saksikan bersama, pemerintah menyiapkan waktu 3 bulan untuk transisi ini dan ini sudah dimulai," ujar Moeldoko di TMII, Jakarta, Senin (12/4/2021).
Moeldoko menyebut pihak TMII juga telah menyiapkan masa transisi. Ia berharap masa transisi itu berjalan dengan baik.
"Semua harus dijalankan secara transparan sehingga pengelolaannya menjadi lebih mudah. Kita menyiapkan BUMN pariwisata untuk menyiapkan pengelolaan ke depan, dalam bayangan kita, kita berharap TMII bisa jadi tempat berkumpulnya para inovator-inovator muda, para inovator sosial, inovator budaya, dan bahkan inovator teknologi, diberikan ruang disini untuk bisa berkreasi," jelas Moeldoko.
Ia juga meminta masa transisi ini menjadi pengembangan pengelolaan TMII yang bisa berkontribusi besar bagi negara.
"Dari tata kelola, kita menginginkan pengelolaan taman mini bisa memberikan kontribusi kepada negara, ke depan harus bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara, kita melihat beberapa potensi disini, perluasan ada 146,7 hektare, sebagian besar untuk museum dan kepentingan-kepentingan aspek sosial, tetapi ada sebagian yang komersil, ini ada potensi yang bisa dikembangkan," jelas Moeldoko.
Kabag Humas TMII, Adi Widodo, menjelaskan proses masa transisi untuk 3 bulan ke depan. Menurutnya, pengelolaan TMII saat masa transisi tidak berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
"Paling kita internal mulai menyesuaikan saja dengan yang lama, secara kerja tidak ada bedanya. Apalagi masuk bulan puasa ini. Pengunjung juga tidak terlalu ramai. Banyak yang nanya setelah peralihan akan bagaimana? Tapi kebanyakan yaudah jalani saja dulu seperti biasa," jelas Adi di TMII, Jakarta, Senin (12/4/2021).
Adi tak merinci tahapn-tahapan yang akan dilakukan TMII selama masa transisi. Tahapan tersebut masih dirumuskan secara internal TMII.
"Sama saja, kita selama puasa juga akan tetap buka. Kalau untuk peralihan sejauh ini untuk urusan operasional masih belum ada yang beda, masih sesuai yang sebelumnya," tutur Adi.
Adi menyebut, belum ada arahan khusus dari Moeldoko terkait pengelolaan TMII. "Tidak ada, sejauh ini belum ada (arahan), hanya kujungan dari kantor staf kepresidenan. Saya juga tahunya hari ini cuma ada kujungan Pak Moeldoko beserta rombongan untuk bertamu. Bahwa kepentingan Pak Moeldoko saya tidak tahu apa, kita cuma menyambut beliau datang ke sini selayaknya tamu. Kalau ke pengelola belum ada (arahan) sejauh ini," kata Adi.
Sebelumnya, pengambilalihan pengelolaan TMII oleh negara dari Yayasan Harapan Kita menjadi polemik. Salah satu tujuan pengambilalihan pengelolaan dari yayasan yang didirikan istri presiden ke-2 RI Soeharto, Tien Soeharto, itu adalah meningkatkan kontribusi keuangan TMII kepada negara.
Baca juga: Ternyata TMII Tidak Dibuat untuk Wisata, Lho |
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama mengungkapkan, selama mengelola, Yayasan Harapan Kita tidak pernah menyetor pendapatan TMII ke kas negara. Yayasan Harapan Kita sendiri sudah mengelola TMII selama hampir 44 tahun.
"Selama ini tidak ada ke negara," kata Setya kepada detikcom, Rabu (7/4/2021).
Direktur Utama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Tanribali Lamo menepis perihal pernyataan yang menyampaikan bahwa TMII tidak pernah menyetor pendapatan ke negara. Dia menegaskan TMII telah menuntaskan kewajibannya terhadap negara.
Tanribali mengungkapkan TMII selalu diawasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Karena itu, menurutnya, TMII akan langsung mendapat teguran dari BPK jika tidak pernah menyetorkan pendapatannya ke negara.
"Berdasarkan pantauan penyelesaian kerugian negara, tidak ada lagi yang tidak pernah disetorkan oleh Taman Mini sepanjang itu menjadi kewajiban Taman Mini. Karena apa? Kami diperiksa oleh BPK, sehingga apabila Taman Mini ada yang tidak melaksanakan mungkin setoran ini dan setoran apa, bagi hasil dan sebagainya, kalau ada yang mengatakan itu kami ditegur oleh BPK. Tetapi BPK menyatakan kami tidak ada kerugian negara untuk hal ini dan ini berlaku 2018-2019-2020," kata Tanribali dalam jumpa pers di TMII, Jakarta Timur, Minggu (11/4/2021).
(isa/isa)