Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Chung Eui-yong dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam proyek jet tempur. Awalnya Indonesia sempat diisukan mundur dalam proyek tersebut, kemudian dilakukan renegosiasi hingga akhirnya terjadi kesepakatan hingga peluncuran prototipe.
Awalnya, pemerintah Indonesia mengupayakan melakukan negosiasi ulang terkait proyek pengembangan jet tempur dengan Korea Selatan. Negosiasi dilakukan setelah Indonesia dilaporkan menunda ratusan juta dolar untuk iuran proyek ini.
"Saat ini pemerintah akan melakukan renegosiasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yang harus dibayar oleh pemerintah Indonesia," ujar Jubir Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahnil mengatakan negosiasi ulang ini sekaligus membahas kelanjutan proyek pengembangan jet tempur ini. Menurut Dahnil, negosiasi ulang ini juga sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2017.
"Termasuk renegosiasi terkait keberlanjutan proyek tersebut, setelah pada 2017 Presiden memerintahkan melakukan renegosiasi terkait proyek KFX-IFX dan renegosiasi pada saat itu pemerintah Korsel belum menyepakati permintaan kita terkait penurunan cost share Indonesia dari 20 persen menjadi 15 persen, namun hanya memperoleh pengurangan menjadi 18,8 persen," jelas Dahnil.
Yang terbaru, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook. Keduanya membahas proyek pengembangan pesawat tempur.
Dikutip dari Yonhap News Agency, Kamis (8/4/2021), pertemuan terjadi usai acara peluncuran prototipe pesawat tempur pertama di Korea Selatan yang disebut KF-X. Proyek pengembangan KF-X/IF-X akan berlanjut dan melambangkan kepercayaan yang kuat antar kedua negara.
Kunjungan Prabowo ke Korea Selatan ini terjadi di tengah spekulasi jika Indonesia akan menghentikan kerja sama tersebut.
Prabowo Disebut Restui Proyek Jet Tempur Bareng Korsel
Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Chung Eui-yong dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam proyek jet tempur bersama. Disebutkan bahwa kesepakatan tersebut menjadi simbol kepercayaan antar kedua negara.
Seperti dilansir dari Yonhap News Agency dan The Korea Herald, Minggu (11/4/2021), kesepakatan yang dicapai pada Jumat (9/4) lalu itu disebut untuk memajukan kerja sama substansial antara kedua negara, termasuk proyek pengembangan jet tempur bersama yang sedang berlangsung.
Selengkapnya di halaman berikutnya.
Diketahui Prabowo berada di Korea Selatan untuk menghadiri upacara peluncuran prototipe jet tempur asli pertama Korea Selatan, bernama KF-X/IF-X. Acara itu diselenggarakan pada Jumat (9/4) dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Korea Moon Jae-In, didampingi Menteri Pertahanan Republik Korea Suh Wook dan Menteri Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Kang Eun-Ho.
"Para menteri sepakat untuk melakukan upaya bersama untuk terus memajukan kerja sama substansial yang saling menguntungkan, seperti proyek pengembangan jet tempur KF-X / IF-X bersama, berdasarkan kepercayaan yang dalam antara Korea Selatan dan Indonesia sebagai mitra strategis khusus," demikian disebutkan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Selama pembicaraan, Chung dan Prabowo berbagi pemahaman tentang perlunya dialog 2+2 (Two plus two) yang melibatkan para pejabat senior Kementerian Luar negeri dan Pertahanan kedua negara untuk lebih memperkuat komunikasi strategis di bidang diplomatik dan keamanan. Kedua pihak kemudian sepakat untuk mengambil langkah awal, dengan melakukan dialog 2+2 di tingkat direktur jenderal.
Mereka juga setuju untuk melanjutkan kerja sama melawan ancaman keamanan nontradisional, seperti virus corona, dan berjanji untuk memperluas pertukaran pendidikan militer.
Dalam pembicaraan tersebut, Chung juga mengungkapkan harapan bahwa Indonesia akan melanjutkan dukungannya untuk proses perdamaian Korea, dimana hal itu diamini oleh Prabowo.
Pada hari yang sama, Prabowo bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang menegaskan kembali hubungan antara Korea dan Indonesia, yang merupakan satu-satunya negara di Asia yang menjalin kemitraan strategis dengan Seoul.
"Kerja sama untuk membangun jet tempur menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi antara kedua pemerintah, dan kami bertemu hari ini untuk menindaklanjuti komitmen tersebut," kata Moon. Prabowo menanggapi Moon dengan janji akan membantu menjalin hubungan yang lebih kuat.
Prototipe jet tempur kolaborasi Korea Selatan dengan Indonesia diluncurkan oleh Korea Selatan. Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menghadiri Roll-Out Ceremony dari prototipe jet tempur generasi selanjutnya KF-X / IF-X di Korea Selatan.
Kehadiran Prabowo mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus melanjutkan kerja sama pertahanan kedua negara.
"Mewakili Presiden Joko Widodo beliau bicara masalah kerjasama pertahanan kedua negara termasuk kerja sama industri pertahanan kedua negara agar baik, menguntungkan kedua pihak, demi kepentingan nasional masing-masing negara," kata Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, ketika dikonfirmasi, Minggu (11/4/2021).
Acara itu diselenggarakan pada Jumat (9/4). Acara itu diresmikan langsung oleh Presiden Republik Korea Moon Jae-In, didampingi Menteri Pertahanan Republik Korea Suh Wook dan Menteri Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Kang Eun-Ho.
Dalam Roll-Out Ceremony KF-X / IF-X ini, Presiden RI Joko Widodo turut memberikan sambutan secara virtual di mana ia menyampaikan ucapan selamat atas peluncuran pertama prototype pesawat tempur KFX.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sejak 2010, Indonesia dan Republik Korea telah menandatangani MoU tentang kerjasama pengembangan pesawat tempur KFX dan IFX untuk memenuhi kebutuhan alutsista berupa pesawat tempur kedua negara dalam waktu 30-40 tahun ke depan.
Karena itu, Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada seluruh entitas di Republik Korea atas peluncuran pertama prototipe pesawat tempur KFX. Presiden Jokowi berharap prototipe pertama ini dapat menjadi 'landmark moment' bagi negara Korea secara umum dan secara khusus bagi industri penerbangan Korea.
Presiden Jokowi juga mengharapkan kesuksesan peluncuran pertama prototype KFX ini agar dapat terus memberikan manfaat positif untuk kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Korea.
Sebelumnya, pemerintah sempat bernegosiasi ulang terkait proyek pengembangan jet tempur dengan Korea Selatan. Negosiasi dilakukan setelah Indonesia dilaporkan menunda ratusan juta dolar untuk iuran proyek ini.
"Saat ini pemerintah akan melakukan renegosiasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yang harus dibayar oleh pemerintah Indonesia," ujar Jubir Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).
Dahnil mengatakan negosiasi ulang ini sekaligus membahas kelanjutan proyek pengembangan jet tempur ini. Menurut Dahnil, negosiasi ulang ini juga sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2017.
"Termasuk renegosiasi terkait keberlanjutan proyek tersebut, setelah pada 2017 Presiden memerintahkan melakukan renegosiasi terkait proyek KFX-IFX dan renegosiasi pada saat itu pemerintah Korsel belum menyepakati permintaan kita terkait penurunan cost share Indonesia dari 20 persen menjadi 15 persen, namun hanya memperoleh pengurangan menjadi 18,8 persen," jelas Dahnil.
Korea Selatan baru saja meresmikan sebuah prototipe jet tempur pertama dari Proyek KF-X pada Jumat (9/4). Lalu seperti apa teknologi KF-21 Boramae ini?
Seperti dilansir Yonhap dan The Korea Herald, Minggu (11/4/2021) diketahui jet tempur tersebut memiliki warna abu-abu, dan dinamai KF-21 Boramae. Jet tersebut dipamerkan pada upacara peluncuran yang diadakan di markas Korea Aerospace Industries di kota Sacheon, usai lebih dari 5 tahun Korea Selatan memulai program senilai 8,8 triliun won itu (Rp 114,5 triliun).
Diketahui peluncuran program tersebut dilakukan untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 Angkatan Udara yang sudah lama pada akhir 2015 lalu.
Disebutkan Presiden Moon Jae-in, KF-21 Boramae akan menjadi 'tulang punggung' Angkatan Udara Korea Selatan. Moon juga menyampaikan peluncuran itu sebagai "pembukaan era baru" dalam pertahanan nasional independen dan sebuah landmark dalam sejarah industri kedirgantaraan.
Dengan kapasitas muatan maksimum 7.700 kilogram, KF-21 Boramae akan memiliki 10 pod untuk rudal udara-ke-udara dan senjata lainnya, yang mampu terbang pada kecepatan 2.200 kilometer per jam dengan jangkauan terbang hingga 2.900 km.
Dijadwalkan tes penerbangan pertama akan dilakukan pada 2022, dimana proses pengembangan akan selesai pada 2026.
Saat pengembangan selesai, Korea Selatan akan menjadi negara ke-13 yang telah mengembangkan pesawat tempurnya sendiri.