Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyebar alasan kalau dua guru di Kabupaten Puncak, Papua, yang ditembaknya itu merupakan mata-mata aparat TNI-Polri. Hal itu diungkap polisi.
Polisi pun menepis dalih tersebut. Polisi menyebut dalih itu merupakan alasan klasik.
"Buktinya apa Bapak Oktovianus dan Bapak Yonatan intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi," kata Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudussy dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal menegaskan aksi teror dalam bentuk apa pun tak dibenarkan. Apalagi jika mengakibatkan nyawa melayang.
"Almarhum Bapak Oktovianus dan Bapak Yonatan ini hanya guru yang tinggal di sini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak, Papua," ucap dia.
"Siapa pun yang berhati nurani, pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," imbuh Iqbal.
KKB di Papua terus melakukan aksi biadabnya. Dalam dua hari, sudah ada dua guru tewas dan tiga sekolah yang dibakar KKB Papua ini.
Simak selengkapnya
"Iya betul (ada guru SD yang tewas)," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dihubungi, Kamis (8/4).
Kejadian bermula sekitar pukul 09.50 WIT di Kampung Julukoma, tempat terjadinya penembakan oleh kelompok KKB terhadap masyarakat sipil. Orang tak dikenal (OTK) datang ke rumah Oktovianus.
Menurut Kamal, saat itu korban sedang menjaga kios. Tiba-tiba OTK tersebut masuk ke rumah dan langsung melakukan penembakan ke arah korban.
KKB di Papua juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak Jaya. KKB yang membakar tiga sekolah tersebut merupakan kelompok yang dipimpin oleh Nau Waker.
"Pimpinan dia (Nau Waker). TNI-Polri akan terus bergerak, segera mungkin untuk mengejar KKB. Di mana TNI-Polri telah berhasil kuasai wilayah Waker di Intan Jaya kemarin," ucap Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy, kepada detikcom, Kamis (8/4/2021).