Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah membangun proyek tugu sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menilai Pemprov DKI Jakarta tidak mengerti skala prioritas dalam membuat pengeluaran anggaran dan kebijakan.
"Tugu itu dibangun untuk menghormati seseorang/sesuatu yang legendaris, dengan pengorbanan atau patriotiknya. Apa yang legendaris dari sepeda? Malah justru selalu minta diprioritaskan dan mengambil anggaran dari APBD, bukan meringankan, malah membebani. Akan rusak sebuah kota kalau dipimpin dengan cara-cara seperti ini, karena kepentingan sekelompok lalu dibuat tugu di ibukota dan di jalan utama/protokol," ujar anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
"Saya melihat Pemprov DKI tidak mengerti bahwa ada skala prioritas dalam pengeluaran, kebijakan dan lain-lain," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gilbert mengatakan seharusnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan apabila ingin meninggalkan warisan dari hasil kerjanya tidak membuat proyek seperti tugu sepeda. Dia meminta Anies untuk membuat kebijakan yang lebih pro rakyat. Namun, Gilbert tak mencontohkan kebijakan pro rakyat itu seperti apa.
"Pernyataan yang muncul juga membela membabi buta. Ini akan menjadi catatan buat kita dan masyarakat, kalau mau buat legacy, adalah dengan kebijakan yang pro rakyat seperti dilakukan para Gubernur sebelumnya. Masalah yang ada sekarang, lebih baik fokus jadi Gubernur dari pada terkesan seperti vlogger/blogger. Kalau dulu dulu tidak ada Wagub, sekarang kesannya gubernur yang tidak bekerja optimal, seperti menjelaskan kasus Formula E, Sarana Jaya, Jaklingko yang tidak sesuai janji, Rumah Rp DP 0 yang jauh dari target dan lain-lain," katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyampaikan pembangunan tugu sepeda akan menelan anggaran senilai Rp 800 juta. Menurutnya, anggaran tersebut tidak menggunakan dana APBD.
"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari kewajiban pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian nilainya kurang-lebih Rp 28 miliar, termasuk tugunya yang Rp 800 juta," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (8/4/2021).
Riza menyampaikan pembangunan tugu sepeda ini bertujuan memberi ruang, khususnya kepada para pelaku seni, untuk berkreasi demi memperindah Ibu Kota. Dia juga memastikan anggaran bukan berasal dari APBD DKI Jakarta, melainkan dari pihak ketiga.
"Itu kan memberi ruang untuk pelaku seni berkreasi, seni untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dan mempercantik Jakarta. Anggaran dari pihak ketiga," jelasnya.
(man/tor)