Pemerintah tak menetapkan status darurat bencana nasional atas musibah yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
"Status darurat bencana nasional itu mana kala pemerintahan di daerah lumpuh sehingga pemerintah pusat harus mengambil alih tanggung jawab untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana. Sejauh ini seluruh kegiatan pemerintahan masih terus berjalan, provinsi, kabupaten/kota masih berjalan, tidak ada satu pun yang lumpuh. Artinya, kegiatan pemerintahan masih berjalan," ujar Doni melalui konferensi pers secara virtual, Senin (5/4/2021).
Doni mengatakan pemerintah daerah saat ini masih mampu menangani kegiatan penanganan bencana. Karena itu, status bencana nasional tidak diterapkan dalam musibah di NTT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adapun jumlah pengungsi yang terjadi ini masih dalam batas kemampuan daerah untuk melakukan kegiatan penanganan bencana sehingga pada kesempatan ini kami berpikir tidak perlu ada usulan kepada pemerintah pusat untuk menentukan status bencana nasional, cukup daerah saja yang menentukan status darurat bencana," katanya.
Meski demikian, Doni menegaskan pemerintah pusat tetap membantu penanganan bencana di NTT. Doni kembali menegaskan pemerintah tidak menetapkan darurat bencana nasional di NTT.
"Pemerintah pusat, dalam hal ini BNPB, Kemensos, Kemenkes, Basarnas, TNI-Polri dan kementerian/lembaga dan lainnya, akan optimal memberikan dukungan kepada daerah. Sekali lagi, status bencana nasional tidak perlu ditetapkan," katanya.
Sebelumnya, warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban bencana banjir hingga tanah longsor terus bertambah. Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyebut korban jiwa bertambah menjadi 84 orang.
"Jadi yang meninggal total seluruhnya 84 korban jiwa dan yang lagi dalam pencarian yang tertimbun dan sebagainya 71 orang," kata Josef Nae Soi dalam jumpa pers virtual, Senin (5/4/2021).
Josef Nae Soi menjelaskan hampir seluruh kabupaten di NTT mengalami dampak bencana banjir hingga longsor. Namun ada wilayah yang mengalami dampak signifikan dan ada yang daerah tidak terkena dampak signifikan.
"Kurang-lebih 49 yang meninggal, 23 dalam pencarian. Lembata 20 yang meninggal, 40 dalam pencarian. Alor 13 dalam pencarian, Ende yang meninggal 2 orang," ujarnya.
(man/haf)