Menteri Sosial Tri Rismaharini menceritakan kisahnya mengatasi kemiskinan saat masih menjabat Wali Kota Surabaya. Lewat program pahlawan ekonomi, Risma mengajak ibu-ibu berbisnis.
Risma menyampaikan itu dalam diskusi daring sekaligus peluncuran buku 'Best of 99 SME', Sabtu (3/4/2021). Awalnya, Risma menyadari ada 34 persen warga di Surabaya yang miskin dan harus diatasi.
"Awal mula mendirikan ini setelah saya melihat data bahwa ada 13 persen warga Surabaya yang miskin, saat itu saya berpikir bagaimana menyelesaikannya. Saya bicara dengan Kepala Pemberdayaan Perempuan saat itu, Pak Ikhsan, sebetulnya angka ini angka yang menurut saya mengkhawatirkan karena kalau ada guncangan sedikit, warga miskin kita bertambah tapi kita nggak bisa tangani karena nggak ada di dalam data. Lalu sarannya gimana, ini dimasukkan saja lalu keluar data 34 persen penduduk Surabaya miskin, oke ndak apa-apa terima data itu, saya tidak malu kenyataan harus terima," ucap Risma dalam diskusi daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sana, Risma memiliki gagasan untuk menggerakkan mesin kedua atau ibu-ibu untuk berbisnis. Dia turut membeberkan alasan memberdayakan ibu-ibu dalam program pahlawan ekonomi ini.
"Kenapa ibu-ibu sebagai mesin kedua, ibu-ibu kalau membesar usahanya tidak langsung membuka lowongan, tapi mereka mengajak ibu-bu di sebelahnya bergabung sehingga terus membesar," ujarnya.
Setelah itu, Risma menggelar roadshow di kecamatan-kecamatan untuk melakukan pelatihan dan bazar. Dalam program ini, produk makanan bisnis ibu-ibu, lanjut Risma, harus bisa bersaing di pasar menengah ke atas.
Demi menjaga kualitas produk pahlawan ekonomi ini, Risma bahkan rela terjun langsung mencicipi produknya.
"Jadi bayangkan setiap minggu saya harus turun ke 31 kecamatan setiap minggu saya turun. Setelah itu harus ngontrol satu per satu rasa sampai packaging, kualitas produk, saya kontrol satu satu. Bayangkan teman-teman Kemensos, kalau itu ada 20 saja penjual makanan maka saya harus memakan 20 makanan itu terus menerus selama 1 kali roadshow," ungkapnya.
Risma tidak hanya membekali ibu-ibu ini soal membuat produk berkualitas. Mereka turut diberi ilmu mengenai pengelolaan keuangan.
"Sama sekali kita tidak pernah bicara modal atau uang, pemkot tidak pernah membantu modal untuk pahlawan ekonomi. Tidak pernah bicara uang dari mana tapi cara memasarkan, kalau ada pesanan banyak harus mencari uang untuk bagaimana bisa memenuhi pesanan itu, itu yang kita ajarkan. Kita bukan memberi yang kita lakukan bagaimana cara memasarkan, bagaimana caranya membuat kualitas yang baik, dan bagaimana caranya mengelola keuangan, itu yang kita lakukan," paparnya.
Gagasannya soal pahlawan ekonomi telah berhasil melahirkan 99 pengusaha sukses. Dari situ, timbul keyakinan Risma bahwa semua bisa dilakukan asal ada kemauan.
"Mari bersama-sama mungkin ini tidak mudah, tapi kita bisa melakukan ini asal kita mau, tinggal mau belajar, dan berubah," jelasnya.
Simak juga 'Risma Jawab Soal Kurusan Usai Jadi Mensos: Sudah Risiko':