Menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah melakukan peninjauan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Darussalam Blokagung dan BLK Komunitas Bustanul Falah di Banyuwangi, Jawa Timur hari ini. Ida meminta para pengelola BLK Komunitas merangkul stakeholders dari semua kalangan dan memanfaatkan sumber daya untuk mendukung program BLK.
"Agar keberlangsungan BLK dapat terjaga, pengelola harus bisa rangkul semua stakeholder," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Jumat (2/4/2021).
Ida mengatakan untuk menjaga keberlangsungan BLK Komunitas, pengelola perlu bekerja sama dengan pelaku usaha dan industri. Di samping itu, seluruh pihak juga penting untuk memetakan kebutuhan tenaga kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya didesain pelatihan yang bisa mendukung kebutuhan industri, sehingga ke depannya pengelola bisa membuka kejuruan pelatihan di luar yang telah dibuka sebelumnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Ida menyampaikan pengelola juga dapat mencari peluang dari pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk pelatihan.
Sementara itu, Ida menyebut dari pemerintah nantinya dapat melakukan desain pelatihan program dan pembiayaan pelatihan memanfaatkan dana APBD. Ia juga menjelaskan BLK Komunitas dapat mengakses program pemerintah yang relevan seperti dana desa.
"Kegigihan dan kepiawaian pengelola sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan pelatihan vokasi di BLK Komunitas," paparnya.
Ida menjelaskan dirinya tidak menghendaki jika BLK Komunitas menjadi mangkrak atau berubah fungsi dari tujuan pendiriannya. Menurutnya, bantuan dari pemerintah yang sifatnya terbatas menjadi tantangan pengelola dalam menjaga keberlangsungan BLK Komunitas.
"Jangan biarkan BLK Komunitas mati setelah tidak mendapatkan paket pelatihan dari Kementerian Ketenagakerjaan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ida turut berpesan ke para santri untuk memanfaatkan pelatihan yang ada di BLK. Hal ini mengingat di era revolusi industri 4.0, fleksibilitas dan kompetensi menjadi poin utama dalam persaingan di dunia kerja. Oleh karena itu, kompetensi yang sudah tersertifikasi menjadi sangat penting dalam menghadapi persaingan ke depan.
Ida berharap adanya pelatihan kompetensi bagi santri di BLK Komunitas dapat membuat lulusan pesantren memiliki keunggulan lebih di pasar kerja. Pasalnya, selain menguasai hard skill, santri juga memiliki dasar agama kuat yang menjadi landasan soft skills.
"Jadi kepada para santri, teruslah mengembangkan soft skills, ilmu agama dan akhlakul karimah sebagai ciri khas lulusan pesantren. Karena kompetensi tanpa budi pekerti yang baik tidak akan bermanfaat," pungkasnya.
(akd/ega)