Teroris meledakkan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar. Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) mengimbau warga agar tidak mengaitkan peristiwa itu dengan kelompok tertentu.
"Masyarakat dan khusus umat beragama untuk tidak mengaitkan peristiwa terror ini dengan agama serta suku manapun, karena aksi brutal para teroris tidak dibenarkan oleh ajaran manapun. Mari tetap jaga persatuan dan kesatuan bangsa kita, tegasnya," kata Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom, dalam pernyataan tertulis yang diterima detikcom, Senin (29/3/2021).
Pelaku pengeboman adalah pasangan suami-istri di Makassar dan tewas dalam ledakan itu. Bom ini melukai 20 orang korban. Peristiwa tersebut, menurut GMKI, terjadi saat umat kristiani sedang memasuki rangkaian pekan suci yang diawali dengan Minggu Palma pada hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan pengeboman itu jelas merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dibenarkan atas nama apapun. Ketum GMKI Jefri Gultom menilai tindakan terorisme itu mencoreng nilai-nilai kemanusiaan.
Selanjutnya, GMKI meminta Polri mengusut tuntas kasus itu.
Lihat juga Video "Paus Fransiskus soal Bom Makassar: Mari Kita Doakan Para Korban":
GMKI juga mengecam aksi brutal tersebut sebagai bentuk provokasi untuk menebar rasa kebencian dan ketakutan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Jefri Gultom meminta seluruh masyarakat tidak terprovokasi dan tidak menyebarkan konten yang membuat rasa takut di masyarakat.
"Kami meminta kepada Polri untuk mengusut tuntas kejadian ini agar keamanan di dalam masyarakat dapat terjaga dengan baik," kata Jefri.
Masyarakat diajaknya untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan menjaga toleransi antarumat beragama.
"Bagi seluruh masyarakat Indonesia dan juga khusus umat Kristiani untuk tetap mempersiapkan rangkaian pekan suci guna menyambut hari raya Paskah dengan penuh iman," kata dia.