Effendi Simbolon Anggap Gibran Instan di Politik: Antara Lucu dan Tidak

Effendi Simbolon Anggap Gibran Instan di Politik: Antara Lucu dan Tidak

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 27 Mar 2021 20:32 WIB
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka tiba di DPP PDIP Jakarta. Kedatangannya itu untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan Pilkada Solo.
Gibran Rakabuming Raka (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Politikus PDIP Effendi Simbolon menyebut Wali Kota Surakarta (Solo) Gibran Rakabuming Raka sebagai sosok yang instan di politik. Meski instan, sosoknya diidolakan oleh orang-orang yang 'kebanyakan micin'.

Penilaian ini disampaikan Effendi Simbolon dalam diskusi Polemik bertajuk 'Senjakala Regenerasi Parpol' yang disiarkan radio Trijaya FM, Sabtu (27/3/2021).

Awalnya, Effendi menjawab pertanyaan tuan rumah diskusi ini soal perbandingan Puan Maharani dan Gibran Rakabuming Raka. Nama pertama adalah putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, kini Ketua DPR, pernah pula menjadi anggota DPR dan menteri. Nama kedua merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang kini menjadi Wali Kota Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Effendi secara terang-terangan mendukung Puan. Dia menyatakan Puan bukanlah politikus instan karena sudah puluhan tahun menapaki jalan politik.

"Akan berbeda kalau Gibran. Gibran ya nyata jelaslah instan, fast growing begitu ya," kata Effendi.

ADVERTISEMENT

Namun sosok politikus instan memang lumrah di Indonesia. Dia mengamati warga Indonesia juga mengidolakan sosok instan.

"Jadi ya antara lucu dan tidak lucu. Di Indonesia ini sering terjadi dan akhirnya diidolakan. Jadi memang alam pikir kita kacau jadinya, kayak kita makan R** (menyebut merek) kebanyakan, banyak migrain. Otak itu jadi migrain. Kebanyakan micin jadinya, kita nggak bisa normal berpikirnya," tutur Effendi.

Anggota DPR Fraksi PDIP Effendi Muara Sakti Simbolon, (Effendi MS Simbolon)Effendi Muara Sakti Simbolon (Ari Saputra/detikcom)

Selanjutnya, analogi politikus instan dengan anak SD:

Sosok politikus instan dianalogikannya seperti anak SD yang tiba-tiba menjadi dosen dan akhirnya menjadi rektor universitas. Ketika ada yang mempermasalahkan keinstanan ini, sosok instan tersebut akan bertanya balik.

"Lho kamu kan baru SD? Ya, kenapa? Apa yang salah? Lha itu kan repot," ujar Effendi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads