Singgung HRS yang Tuding Tak Karuan, Mahfud Md Bicara Daya Tahan Demokrasi

Singgung HRS yang Tuding Tak Karuan, Mahfud Md Bicara Daya Tahan Demokrasi

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 27 Mar 2021 13:31 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md
Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md berbicara masalah demokrasi di Indonesia. Mahfud pun mencontohkan kasus-kasus demokrasi yang sedang terjadi saat ini.

Awalnya, Mahfud bercerita ada negara yang terpecah karena tidak bisa menjaga kedaulatan demokrasinya. Dia mencontohkan India.

"India ke Pakistan, ke Bangladesh, ke Kashmir juga kurang berhasil menjaga demokrasinya. Sementara Korea Utara dan Myanmar membunuh demokrasinya. Kita mencari jalan tengah agar demokrasi hidup tapi integrasi terjaga," kata Mahfud dalam acara virtual MMD Initiative, Sabtu (27/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud lalu bercerita Indonesia sedang menghadapi persoalan yang bisa 'merusak' demokrasi. Dia pun mencontohkan kasus Habib Rizieq Shihab (HRS).

"Seperti apa? Sekarang ada kasus Habib Rizieq, sudah saling tuding nggak karu-karuan," tambahnya. Ada pula soal isu UU ITE yang dia kemukakan sebagai contoh.

ADVERTISEMENT

Dia pun bercerita tidak ada satu pun pemimpin di Indonesia yang dianggap paling baik dalam menjalankan demokrasi. Semuanya, sambung Mahfud, selalu ada kontroversi.

"Taruhlah mulai dari Bung Karno dulu. Bung Karno dulu dibilang antikonstitusi karena dia bilang partai-partai kesalahan besar. Hatta itu kan membuat multipartai dan partai itu merusak negara, dan partai-partai itu harus dikuburkan. Dia mengeluarkan dekrit presiden. Dekrit presiden itu kan jelas melanggar konstitusi," jelasnya.

"Tetapi pada waktu itu, itu baik katanya, karena pada waktu itu negara mau hancur karena pecah. Tapi berikutnya Bung Karno dikecam lagi, ini membangun demokrasi terpimpin. Oleh sebab itu, dihancurkan Pak Harto. Pada tahun '66 sampai '69, Pak Harto dipuji-puji baik, penyelamat negara dari komunisme. Tapi sejak tahun '71 sampai seterusnya, (Soeharto) dianggap pemimpin yang tidak menjalankan UUD sampai dijatuhkan," tambah Mahfud.

Mahfud pun mengatakan soal daya tahan demokrasi di Indonesia. Bila pemerintah tidak bisa menghadapi persoalan yang ada, sambungnya, sistem negara demokrasi di Indonesia bisa rapuh.

"Nah, kalau kita tidak kuat dengan hantaman-hantaman itu, lalu daya tahan demokrasi kita juga akan rapuh dan itu berbahaya. Nah, Saudara, kita percaya bahwa di antara kejelekan dan kebaikan, itu semua melekat pada berbagai sistem pemerintahan. Kita percaya demokrasi ini sebagai sebuah bentuk dan sistem yang sekarang terbaik, sekarang terbaik di antara yang ada. Yang terpenting bagaimana membangun keseimbangan di antara berbagai kontroversi yang selalu muncul di dalam setiap perkembangan sejarah kita ini," tandas dia.

Halaman 2 dari 2
(sab/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads