Manusia diciptakan oleh Allah Swt adalah sebagai khalifah di muka bumi, oleh karena itu adanya bumi seisinya disiapkan untuk manusia. Bekal ilmu pengetahuan menjadikan keniscayaan bagi seseorang untuk hidup di bumi. Janganlah lupa bahwa keberadaan manusia di bumi ini adalah semata mengumpulkan bekal sangu menuju akhirat. Coba kita simak bbrp pendapat tentang manusia. Aliran materialis menilai bahwa manusia adalah segenggam tanah, hidup dan dikubur kembali ke tanah.
Mereka juga beranggapan bahwa manusia adalah kumpulan otot, darah, tulang, urat dan alat pencernaan. Mereka pun menilai tidak ada perbedaan dengan benda-benda hidup lain di muka bumi ini. Menurut Islam ini adalah pandangan yang sesat, sehingga Islam memberikan penilaian sesuai firman Allah Swt sbg berikut, " Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tdk lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tdk ada yg membinasakan kita selain masa," dan mereka sekali-kali tdk mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tdk lain hanya menduga-duga saja." ( QS. al-Jatsiyah : 24 ).
Dalam pandangan seorang mukmin, manusia merupakan makhluk yang mulia dan terhormat di sisi Allah Swt. Karena kemuliannya itu seluruh makhluk yang ada di alam ini berkhidmat kepada manusia, sedangkan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. al-Baqarah : 29 dan QS. adz-Dzariyat : 56. Adapun potensi internal manusia dari segi psikis, tidak bisa diingkari bahwa manusia adalah makhluk pilihan. Hal ini seperti yang dikatakan seorang penyair:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Obatmu ada didalam dirimu, tetapi kau tak melihatnya.
Penyakitmu ada di dalam dirimu tetapi kau tak menyadarinya.
Kau sangka dirimu materi yg mungil.
Padahal di dalam dirimu terangkum alam yg besar."
Dari sisi usia, manusia akan berakhir ketika ajal menjemputnya. Namun seorang mukmin menganggap kematian adalah transit untuk melanjutkan perjalanan yang amat jauh menuju persinggahan kekal dan abadi. Dalam Al-Qur'an disebutkan beratus-ratus kali mengenai kemuliaan manusia. Bahkan sejak al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Rasulullah sudah menyebutkan perihal manusia, bagaimana hubungannya dengan Tuhan dan dirinya. Dalam QS. al-Alaq : 1-5 sbb : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Inilah hubungan Tuhan dengan manusia: Menciptakan, memuliakan, memimpin dan mengajarnya.
Sifat dasar manusia, menurut para pakar ilmu akhlak bahwa perasaan mementingkan diri sendiri, individualis dan egois. Karena ada dorongan mementingkan diri sendiri, maka cenderung untuk mengutamakan yang menjadi kebutuhan pribadinya. Padahal tujuan Allah Swt menciptakan manusia adalah untuk memakmurkan bumi, memelihara dan mengembangkan kehidupan ini. Satu sisi dalam diri manusia ada perasaan sosial, kecenderungan untuk hidup bersama dan ada rasa saling membantu dalam masa susah dan senang. Jika perasaan ini tidak pernah dipelihara dan dikembangkan, maka perasaan tersebut akan terdesak oleh perasaan egois. Perasaan ini akan menumbuhkan sifat rakus dan kikir.
Orang seperti ini selalu berkeinginan mendapatkan keuntungan dan tidak pernah bersedia memberikan keuntungan pada pihak lain, gemar menerima dan enggan memberi dan mencari keuntungan dengan cara yang menyenangkan. Kedua sifat rakus dan kikir ini akan menjadi lengkap jika diikuti dengan kesombongan. Sifat-sifat ini jika dipelihara, maka berakibat pada roda kemajuan akan berhenti, roda peradaban kian meredup, lambang kebenaran akan hilang dan mata air kebaikan kian mengering. Godaan terhadap nikmatnya dunia, kita simak syair dari penulis :
Gemerlapnya dunia, semua hamba mengakuinya.
Lezatnya jabatan, jadikan kau lupa pada dirimu sendiri.
Hakikatmu melayang dengan kendaraan syahwat.
Tujuanmu kelewat, laksana ketiduran dalam bis.
Sulit dan sulit, tiada dokter yg mampu memberi obat.
Ketika hawa nafsu sdh bersarang di kalbumu.
Hanya bisa diobati, dengan mengusirnya.
Tunjukkan rasa takutmu yg menggetarkan, dg mengingat hari akhir.
Tumbuhkan rasa rindumu yg menggelisahkan, dengan mengingat ayat-ayat-Nya.
Dunia memang diciptakan untukmu, namun engkau diciptakan untuk akhirat.
Taqwa dan tawakal kendaraanmu menuju Sang Pencipta.
Sifat rakus merupakan penyakit yang berbahaya, oleh karenanya kita harus bisa mengobatinya dengan cara :
1. Orang rakus hendaknya paham bahwa hartanya akan tetap didunia ketika dia wafat. Namun dia harus mempertanggungjawabkan pada Allah Swt di akhirat.
2. Dikisahkan seseorang bertanya pada Imam Ali, "Apakah kehinaan terbesar?" Beliau menjawab," Keserakahan terhadap dunia materi." Agar menjadi jerah atas kehinaan tersebut.
Adapun orang yang mempunyai sifat kikir, menurut Imam Ali adalah seseorang yang tidak mempunyai ketenangan dan kenikmatan yang menyenangkan dalam kehidupannya. Tentu kerugian dalam hidup ini hendaknya dihindari.
Kesombongan merupakan sifat manusia yang relatif sulit diobati, biasanya seseorang memperoleh kemajuan, penghargaan atau sukses akan mudah timbul sifat tersebut. Seseorang yang kaya dan pandai merasa dirinya "lebih" dari yang miskin maupun yang bodoh. Untuk menghilangkan sifat sombong ini hendaknya dia paham siapakah dia dulu, sekarang dan kelak. Jelas bahwa kondisi dulu dan kelak, dia tidak memiliki dirinya. Apakah masih patut menjadi orang yang sombong?. Dalam ayat-ayat al-Qur'an dan hadits telah mengutuk sifat sombong ini. Jika memahami bahaya dari sifat tersebut, maka perangilah dengan bersemangat agar sifat tersebut tercerabut dari hatimu.
Seorang manusia dengan ketiga sifat ini akan menjadikan tatanan sosial di masyarakat susah menuju harmonis. Semoga Allah Swt selalu memberikan kekuatan, keteguhan pada kita (khususnya para pemimpin negeri) dalam melawan sifat-sifat tersebut agar kita menjadi makhluk yang bermanfaat di muka bumi ini serta menjadikan makmur negeri yang dipimpinnya.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)--
Simak juga 'Sambut Musim Tanam, Wamentan Pastikan Stok Pupuk Subsidi Cukup':