Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyerap secara resmi bahan atau dokumen yang akan digunakan untuk pengisian pokok-pokok haluan negara.
Fadel mengatakan MPR memiliki agenda melakukan amandemen UUD NRI Tahun 1945 terkait untuk memasukkan pokok-pokok haluan negara ke dalam UUD. Menurutnya selama ini MPR telah melakukan kunjungan ke berbagai perguruan tinggi untuk menyerap aspirasi, masukan, bahan-bahan, atau dokumen untuk dijadikan bahan pembahasan pokok-pokok haluan negara.
"Kami sudah menyerap bahan atau masukan dari beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada. Saya mendapat tugas menyerap bahan atau dokumen dari ITB karena saya alumnus ITB," kata Fadel dalam keterangannya, Selasa (23/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungan yang dilaksanakan Senin (22/3) di Gedung Doddy A. Tisna Amidjaja, Rektorat Institut Teknologi Bandung, Fadel langsung disambut oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Sekretaris Institut Prof. Widjaja Martokusumo, dan beberapa jajaran kampus lainnya.
"Kami berharap kampus ini dapat memberikan masukan terutama yang berhubungan dengan bioteknologi dan teknologi masa depan," lanjutnya.
Ia mengaku senang, sebab apa yang diinginkan itu, yakni bioteknologi terutama obat herbal yang berasal dari tumbuh-tumbuhan alam dan teknologi masa depan merupakan bagian dari 7 Program Utama ITB.
Setelah melakukan pertemuan dengan rektor dan jajaran kampus lainnya, Fadel mengatakan ITB dalam waktu dekat akan memberi dukungan dan masukan dalam membentuk makalah atau paper. Masukan dari ITB disebut akan menjadi bahan utama yang berhubungan dengan pokok-pokok haluan negara dalam bidang teknologi ke depan dan pengembangna industri.
"Hal-hal itulah yang akan menjadi dokumen di MPR," ucapnya.
Sementara itu Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah mengatakan pihaknya akan mempersiapkan kampus baru yang disebut akan menjadi kampus masa depan dengan lahan di wilayah Jawa Barat. Hal ini didukung Fadel dengan mengatakan ia akan menyampaikan rencana tersebut kepada presiden dan menteri terkait.
Reini juga mengatakan naskah akademik yang diminta MPR akan disampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Naskah yang ada menurutnya tidak dimulai dari nol, sebab ITB memiliki banyak naskah, kajian, dan riset yang selanjutnya akan dipertajam untuk kebutuhan nasional.
"Kajian atau riset sudah menjadi dasar ITB," jelasnya.
Mendengar pokok-pokok haluan negara bersifat jangka panjang 25 tahun, ia mengatakan ITB akan mengembangkan teknologi jangka panjang. Kampus ITB mencoba mengidentifikasikannya agar kajian, naskah, dan riset yang ada sesuai kebutuhan sehingga menjadi optimal. Menurutnya dalam pembangunan ITB ingin memposisikan diri sebagai pihak yang mempertajam, mengingatkan, dan mendukung.
"Dalam pembangunan jangan jalan sendiri-sendiri," pungkasnya.
Simak juga video 'Analisis Pakar Hukum Tata Negara Antara Masa Jabatan Presiden dan Penghidupan GBHN':