Di hari Jumat pagi, sekelompok anak-anak sekolah dasar yang mengenakan seragam Pramuka datang untuk menghadiri Pagelaran Seni Budaya yang diselenggarakan oleh Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto di Pendopo Rumah Rakyat Kota Mojokerto. Mereka duduk manis, memasang raut wajah antusias ingin segera mendengarkan cerita rakyat dari para pendongeng.
Di hadapan para siswa, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari membawakan cerita bertajuk 'Asal Muasal Majapahit'. Dalam acara tersebut, hadir pula para guru, Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Kegiatan itu dilakukan Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita dalam pagelaran seni budaya memperingati Hari Dongeng Internasional, yang jatuh pada tanggal 20 Maret. Acara dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga suatu hari Raden Wijaya menyampaikan keinginannya meminta lahan di hutan Tarik yang ada di wilayah Kediri. Hutan yang semula dipenuhi dengan tumbuhan, kini berubah menjadi pemukiman penduduk. Suatu ketika, seorang yang semangat bekerja merasakan kehausan, dia memetik dan memakan buah yang serupa dengan jeruk tapi kulitnya lebih halus. Rupanya, buah yang pahit ini bernama Maja. Sejak saat itu, Raden Wijaya menamakan wilayah Tarik sebagai Majapahit," urai Ning Ita membawakan cerita dongeng Majapahit.
SesekaliNingIta melemparkan pertanyaan. Para bocah dengan sigap menjawab. Suasana cerita dalam peringatan Hari Dongeng Internasional ini, membawa kebahagiaan tersendiri bagi siswa SD yang selama ini telah menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibatpandemiCOVID-19. Dalam kesempatan ituNingIta memberikan hadiah kepada mereka yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
Peringatan hari dongeng di Kota Mojokerto, tahun ini sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mengusung konsep pagelaran seni budaya, para pendongeng dari kalangan pelajar hingga guru, turut meramaikan Peringatan Hari Dongeng Internasional 2021 dengan berbagai cerita-cerita rakyat maupun fiksi. Mereka membawakan cerita lengkap dengan atribut dan alat peraga pendukung. Pertunjukan itu disaksikan para tamu undangan yang hadir secara langsung maupun daring.
"Dongeng itu kan, bagian dari kebudayaan yang saat ini sedikit terdegradasi. Artinya dengan momen ini, kita mengingatkan kembali bahwa dongeng itu masih layak, masih memiliki nilai untuk terus kita budayakan di era kekinian. Meskipun dengan metode yang berbeda. Apapun metodenya. Apakah dengan cara yang konvensional atau menggunakan teknologi informasi yang penting substansi dari dongeng itu adalah kita menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak-anak melalui sebuah cerita. Karena, pesan-pesan moral itu akan tertanam lebih kuat dalam pikiran mereka," kata Ning Ita dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (19/3/2021).
Ning Ita juga memberikan penghargaan kepada keluarga mendiang tokoh penulis cerita dongeng Kota Mojokerto, yakni almarhumah Ismaniasita dan almarhum Trio F. Rony. Ning Ita menyampaikan cerita dongeng Kota Mojokerto yang ditulis oleh keduanya membuat anak-anak generasi saat ini bisa mengetahui cerita budaya Kota Mojokerto yang selama ini belum pernah diketahui.
Sementara itu, Ketua Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo menjelaskan peringatan Hari Dongeng Sedunia menjadi salah satu agenda penting yang sudah direncanakan untuk digelar rutin setiap tahunnya dalam kegiatan DKD Kota Mojokerto.
"Ini adalah event pertama DKD setelah dilantik oleh Wali Kota dan akan menjadi agenda tahunan. Ke depan akan ada lebih banyak lagi agenda yang kita untuk melestarikan dan memajukan budaya khususnya Mojopahit," cetus Gaguk.
(ega/ega)