Sejumlah spanduk dan banner terpampang di sepanjang jalan menuju dan di lokasi wisata Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kapolsek Senggigi Kompol Bowo Tri Handoko mengatakan pemasangan spanduk tersebut menjadi identitas sekaligus wujud dukungan bagi kesuksesan Program Kampung Sehat Jilid II di NTB.
Adapun program Kampung Sehat II diinisiasi oleh Kapolda NTB Irjen Pol. Mohammad Iqbal untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
"Jadi bukan semata-sama hanya untuk pajangan saja. Namun ini menunjukkan bahwa wisata Senggigi, siap mensukseskan Lomba Kampung Sehat dan menggeliatkan kembali destinasi pariwisata eksotis Senggigi, di tengah pandemi COVID-19 dengan menerapkan 5M, 3T, dan 1V," ungkapnya dalam keterangan tertuls, Selasa (16/3/2021).
Menurut Bowo, Senggigi merupakan salah satu barometer pariwisata di Pulau Lombok. Oleh karena itu, ia berharap melalui intervensi Kampung Sehat NTB dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Senggigi.
"Artinya, dengan adanya jaminan intervensi Kampung Sehat yang mensyaratkan kepatuhan terhadapProkes maka para wisatawan akan merasa aman dan nyaman berwisata diSenggigi," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pun, tak terlupakan soalharkamtibmas (pemeliharan keamanan dan ketertiban masyarakat, red) yang menjadi bagian yang tak terpisahkan, dari program Kampung Sehat 2 yang dalam pelaksanaannya berbasis lomba,"imbuhnya.
Bowo tak menampik, adanya pandemi COVID-19 turut berimbas pada sektor pariwisata. Yang juga berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD).
"Tidak dipungkiri bahwa sektor pariwisata yang paling terpukul dan merasakan dampaknya, dan Lomba Kampung Sehat inilah sebagai solusi terbaik, untuk mengembalikan napas pariwisata Senggigi," tuturnya.
"Dengan wisata yang aman dan sehat menjadi modal kita, untuk mendukung dalam pengembangan pariwisata," pungkasnya.
Di sisi lain, BatalyonVaksinator juga telah melakukan vaksinasi terhadap pelaku wisata di wilayahSenggigi. Adapun kegiatan vaksinasi tersebut dilaksanakan diKilla HotelSenggigi. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTBAyen meminta agar ke depan seluruh pelaku wisata, khususnya karyawan hotel dan restoran bisadivaksin.
![]() |
"Saya harap pada jadwal vaksin berikutnya, karyawan saya semua harus dapat divaksin," ujarnya.
Sementara itu Lia, yang merupakan seorang Manager Marketing dari salah satu hotel di Senggigi mengaku tidak merasakan efek samping usai disuntik vaksin.
"Efek samping yang saya rasakan setelah kurang lebih satu jam di vaksin, hanya terasa mengantuk dan lapar," pungkasnya.
(ega/ega)