Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Agama (Kemenag) harus mampu mengkomunikasikan kebijakan publik dengan baik. Karenanya, Yaqut meminta setiap ASN Kemenag harus mampu menjadi humas.
"Seluruh ASN, terutama pejabat eselon I dan II, pusat dan daerah adalah Humas Kemenag. Sebagai humas, semua harus mampu mengkomunikasikan kebijakan dan program dan menjalin hubungan baik dengan stakeholders," kata Yaqut.
Pernyataan tersebut disampaikan Yaqut saat membuka 'Seminar Strategi Komunikasi, Sosialisasi Kebijakan, dan Program Kementerian Agama' secara virtual pada Rabu (10/3/2021). Seminar yang menghadirkan Founder and Chairman MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya, ini diikuti Pejabat Eselon I dan II Kemenag hingga Kepala Kanwil Kemenag serta Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) se-Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menag Yaqut Cholil menekankan pentingnya pengkomunikasian kebijakan publik bagi institusi pemerintah. Komunikasi yang baik akan mengurangi misinterpretasi terhadap kebijakan-kebijakan yang sedang disusun maupun sedang dilaksanakan pemerintah. Menurutnya ini harus diterapkan di Kemenag, mengingat kementerian ini memiliki stakeholder paling luas.
"Ini untuk memberikan ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah, hingga menemukan formula yang pas dalam penerapan sebuah kebijakan publik. Saya minta seluruh jajaran Kemenag harus mengikuti seminar ini sampai selesai. Kita berharap, dengan seminar ini kita bisa memperbaiki pola komunikasi kita dalam menyampaikan kebijakan publik," ujarnya.
Yaqut menambahkan, Kemenag juga harus mampu membuka diri dan mengidentifikasi saluran-saluran yang efektif sesuai untuk mengkomunikasikan tiap kebijakan yang diambil.
"Kemenag hendaknya memberanikan diri untuk keluar dari 'traditional text book thinking' dalam melakukan strategi komunikasi," tegas Yaqut.
Senada dengan Menag, Hermawan Kartajaya juga menyarankan agar Kemenag memiliki keberanian dalam menyusun strategi komunikasi publik.
![]() |
"Komunikasi harus dilakukan dengan cara mendekati publik sebagai pemerintah, kita juga harus berani melakukan komunikasi publik untuk dapat mengarahkan masyarakat kepada tujuan yang baik, navigating for good," kata Hermawan.
![]() |
"Bagaimana caranya navigating for good itu? Dengan cara menjelaskan secara detail apa yang ada dalam kebijakan yang dikeluarkan itu," sambungnya.
Hermawan juga mengingatkan, dalam menjelaskan program kepada masyarakat, Kemenag perlu memberikan sentuhan kemanusiaan atau humanity di dalamnya.
"Saat ini teknologi memainkan peran penting, tapi tidak bisa dilepaskan dari peran humanity. Teknologi tersebut tergantung pada siapa yang menjalankan," ujar Hermawan.
(hri/fjp)