Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memanggil Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko kemarin. Dalam pertemuan itu, Moeldoko meminta kesediaan Hexana bertemu dengan Forum Nasabah Korban Jiwasraya (FNKJ) terkait masalah restrukturisasi.
Pertemuan dengan Hexana itu digelar di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (10/3). Hadir dalam pertemuan itu Staf Khusus KSP Arif Budi Hardono dan Deputi III KSP Panutan S Sulendrakusuma, Direktur Utama Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau Indonesia Financial Group Robertus Bilitea, serta Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta.
Moeldoko berharap, dengan pertemuan tersebut, FNKJ dan Jiwasraya bisa saling memberi penjelasan mengenai opsi-opsi penyelesaian masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko juga meminta penjelasan Hexana terkait empat tuntutan FNKJ. Di antaranya penghentian sosialisasi restrukturisasi yang bernada intimidasi, keinginan pembayaran manfaat agar terus berjalan, penghentian propaganda atau pembohongan di ruang publik, dan pembatalan restrukturisasi dengan mengkaji opsi yang lebih solutif.
"Empat poin ini yang disampaikan FNKJ kepada KSP. Kami ingin tahu lebih jelas situasi apa yang dihadapi dan langkah yang akan dilakukan ke depan," tutur Moeldoko dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Menanggapi permintaan Moeldoko, Hexana dkk mengaku siap kembali bertemu dan menjalin komunikasi dengan FNKJ. Hexana menjelaskan apa yang dilakukan Jiwasraya sudah melalui berbagai proses, baik itu melalui pertemuan dengan Komisi VI DPR hingga komunikasi secara langsung dengan para nasabah (korporasi, ritel, dan bancassurance).
"Bahkan sudah 72 persen nasabah bancassurance, 61 persen nasabah korporasi, dan 68 persen nasabah ritel sudah setuju restrukturisasi," jelas Hexana.
Yang jelas, lanjut Hexana, setiap aksi selalu ada legal opinion. Hal ini pulalah yang menurut Hexana belum banyak dipahami para nasabah, terutama nasabah bancassurance.
Meski begitu, Hexana menyadari, opsi-opsi yang ada tidak bisa memuaskan semua pihak, tapi menjadi salah satu opsi yang paling baik ketimbang bailout atau likuidasi.
Sementara itu, Direktur Utama IFG Robertus Bilitea menjelaskan pihaknya terus memproses pemindahan polis Jiwasraya ke IFG Life yang saat ini masih menunggu izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui opsi ini, polis Jiwasraya akan dikelola oleh IFG Life, yang akan mendapat suntikan modal Rp 20 triliun dari pemerintah ditambah Rp 4,7 triliun dari IFG sebagai holding.
"Opsi ini merupakan opsi terbaik dalam upaya penyehatan polis Jiwasraya. Dengan modal yang ada, kami harap bisa memastikan keberlangsungan pemindahan polis," ujar Robertus.
Pada kesempatan yang sama, Direktur JKN Isa menegaskan apa yang disampaikan Hexana dan Robertus merupakan bukti bahwa negara tidak tinggal diam dalam menyelesaikan permasalahan Jiwasraya.
"Apa yang kami lakukan lebih baik dari permasalahan asuransi yang lain. Langkah ini memang tidak sempurna, tapi pemerintah sudah berkomitmen untuk menyelesaikan," imbuh Isa.
Pertemuan Moeldoko dengan Hexana ini merupakan tindak lanjut dari janji Moeldoko kepada FNKJ untuk memanggil manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) kala audiensi beberapa waktu lalu.
Tonton juga Video: Moeldoko Siap Fasilitasi Korban Jiwasraya Bertemu Kementerian BUMN