Sukemi (40) alias Memi tampak sibuk di dapur rumahnya, Desa Tawangargo, Karangploso, Kabupaten Malang. Di sampingnya ada jagung yang telah dipipil di sebelahnya lagi jagung telah diblender, menandakan produk jagung susu buatannya sudah setengah jadi.
Dengan senang dia menunjukkan cara mengolah jagung manis menjadi susu jagung sembari menceritakan awal mula usahanya sampai memberdayakan emak-emak di sekitarnya.
"Waktu itu harga jagung terlalu murah. Petani malahan buat jagung untuk ternak makanya saya beli saja buat susu jagung walaupun sekarang kalau mahal tetap saya beli. Apalagi kan mau ada desa wisaata jadi kita mau ada oleh-oleh khas dari sini," kata dia memulai percakapan ke detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dibeli, Memi lantas putar otak mau diapakan jagung ini dia mencoba berbagai olahan jagung, termasuk jagung susu. Namun produk ini tak langsung sukses. Sukemi dengan rajin melakukan tester ke tetangganya meski kadang sering kena nyinyir warga desa.
"Saya seneng coba-coba walau sering gagal. 5 kali sampai 10 kali pernah gagal. Sering diremehkan gitu awal-awal tapi itu jadi semangat itu untuk membuktikan. Jadi saat bilang (mau buat usaha) mereka ramai akhirnya baru tahu ternyata bisa. Makanya saya buat tester-tester nanti ada masukan ini semakin memotivasi wes gimana caranya," sambung dia yang telah produksi selama sekitar 2 tahun ini.
Hasilnya, produksinya kini sudah dipasarkan melalui BUMDes, Memi pun rajin ikut banyak pelatihan termasuk seminar sampai bazar.
"Kita kadang ikut lomba juara 2 dari kumpulan kecamatan sini. Kalau ada kunjungan ke desa kita buat kelas juga, mereka antusias dan mau belajar juga kalau sudah ada desa wisata kita bisa kontinyu," lanjutnya.
Lalu berapa keuntungan yang dia dapat bersama emak-emak di klaster susu jagung? Klaster binaan Bank BRI ini menjual susu jagung merek Janggo dengan berbagai ukuran dari 100 ml hingga 600 ml dengan harga jual Rp 1.500 hingga Rp 6.000.
"Waktu itu habis modal Rp 500 ribu sebelum dibagi itu untung bersih bisa Rp 1,5 sampe 1,7 juta," ucapnya senang.
Terakhir, dia pun berpesan kepada ibu-ibu yang hendak memulai usaha di kala pandemi harus tahan banting dan tidak mudah menyerah.
"Jangan mudah menyerah kalau ada kata-kata negatif tutup telinga. Kalau ada masukan itu buat masukan kita. Anggap aja itu dorongan buat kita kalau ad yang nyinyir," tukasnya.
![]() |
Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Malang Soekarno Hatta, Hendra Winata, mengatakan program klaster susu jagung milik Memi ini merupakan cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di perdesaan.
"Poinnya adalah bagaimana kita mengembangkan perekonomian sehingga masyrakat desa menjadi lebih mampu secara ekonomi," sebut dia.
Kisah manisnya susu jagung Janggo milik Memi ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, Ikuti terus jelajah UMKM bersama BRI hanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(mul/ega)