Salah satu penggagas acara yang diklaim Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD), Darmizal, mengaku menyesal pernah menjadi tim buru sergap (buser) untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum (ketum). Partai Demokrat menyebut tak pernah ada tim buser yang dibentuk untuk memenangkan SBY.
"Menanggapi pernyataan Darmizal yang mengaku sebagai Tim Buser saat kongres ke-4 Partai Demokrat di Surabaya, kami tegaskan bahwa itu informasi yang mengada-ada dan manipulatif. Tak ada istilah Tim Buser. Tak pernah dibentuk tim seperti itu untuk memastikan kembali terpilihnya Pak SBY secara aklamasi," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, kepada wartawan, Rabu (10/3/2021).
Kamhar menjelaskan bahwa SBY memiliki magnet tersendiri di mata kader Partai Demokrat. Oleh karena itu, tak mengherankan jika SBY diminta kesediaannya untuk memimpin Partai Demokrat.
"Semua kader Partai Demokrat, terlebih lagi yang mengemban mandat sebagai pimpinan di struktur partai menyadari bahwa SBY adalah magnet politik Partai Demokrat. Aspirasi untuk meminta kesediaan Pak SBY memimpin kembali Partai Demokrat dan terpilih secara aklamasi adalah aspirasi dari bawah (bottom up) di seluruh tingkatan struktur partai, mulai dari DPC, DPD, sampai DPP," ujarnya.
Kamhar menyebutkan, yang menjadi pertanyaan adalah siapa sosok sebenarnya Darmizal. Di mata kader muda Partai Demokrat, menurut Kamhar, Damrizal tak pernah memberikan pengaruh untuk Partai Demokrat.
"Sungguh terlalu berlebihan Darmizal memandang dan menempatkan dirinya. Bagi kader-kader senior yang mendengarkan ocehannya, hanya tersenyum simpul. Bagi kader-kader baru, hanya menimbulkan tanda tanya, sebenarnya siapa orang ini, karena tak pernah menjadi preferensi yang kemudian mendorong orang untuk menjadi kader Partai Demokrat. Tak pernah ada peristiwa positif yang terekam dalam memori publik yang bisa diasosiasikan dengan Darmizal," ucap Kamhar.
"Jangankan publik yang begitu luas skalanya, bahkan untuk di internal Pengurus DPP Partai Demokrat yang sama periode kepengurusan dengannya juga tak ada memori spesial," sambungnya.
Atas penilaian itu, Kamhar menilai Darmizal bukanlah siapa-siapa. Masyarakat menurut Kamhar dapat menilai sepak terjang Darmizal terkait Partai Demokrat.
"Artinya semua kader baik yang senior dan kader-kader baru memiliki kesamaan pandangan, bahwa Darmizal bukan siapa-siapa, tak ada dia malah Partai Demokrat jauh lebih sehat. Model-model kader seperti Darmizal dkk yang tergabung pada kelompok GPK PD adalah model kader yang merasa besar padahal 'nothing'. Jangankan kader Partai Demokrat yang tahu betul tentang sepak terjang gerombolan GPK PD ini ketika Partai Demokrat berkuasa kala Pak SBY menjabat Presiden dua periode mereka adalah kelompok penikmat. Publik pun bisa memahami bahwa mereka adalah orang-orang yang tertolong dan diuntungkan ketika SBY menjabat sebagai Presiden," sebutnya.
Simak juga video 'Moeldoko Bisa Jadi Ketum PD, Razman Samakan AHY yang Dulu Jadi Cagub DKI':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.