Usai ditetapkan sebagai ketua umum versi kongres luar biasa (KLB), Moeldoko datang ke Deli Serdang mengenakan jaket Partai Demokrat (PD). Soal jaket itulah yang disindir oleh Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyo (AHY).
Moeldoko masuk ke lokasi kegiatan pada pukul 21.35 WIB, Jumat (5/3/2021). Dia disambut sejumlah peserta KLB seperti Marzuki Alie, Max Sopacua, dan lain-lain. Lagu mars Partai Demokrat dikumandangkan.
Moeldoko ditetapkan sebagai ketum Partai Demokrat melalui voting 'berdiri' peserta KLB. Saat pemilihan, dia tak hadir. Namun sempat menelepon. Suaranya diperdengarkan di arena KLB. Mantan Panglima TNI ini bersedia jadi ketum PD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, AHY kembali menyoroti Moeldoko yang ditetapkan menjadi ketua umum dalam acara yang diklaim sebagai kongres luar biasa atau KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. AHY menyindir Moeldoko salah satunya soal jaket.
"Saya salut dengan Saudara Moeldoko dan siapa pun yang seolah-olah legitimate dalam KLB ilegal Deli Serdang tersebut menggunakan jaket Demokrat yang tidak menjadi haknya kemudian menyuarakan bahwa merekalah yang memiliki otoritas sekarang. Saya tidak bisa masuk di akal sehat, tetapi itulah mereka. Itulah sikap dan perilaku mereka," kata AHY saat pembukaan rapat pimpinan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/3/2021).
AHY mempersilakan semua kader untuk menilai tindakan yang dilakukan jenderal bintang empat tersebut ataupun peserta KLB lainnya. Iya meyakini hal ini menjadi kekuatan seluruh kader Demokrat untuk melawan ketidakadilan.
Simak juga video 'Jadi Ketum PD Versi KLB Sumut, Seberapa Kaya Moeldoko?':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya..
"Saya hanya persilakan kepada seluruh kader utama dan juga konstituen bahkan masyarakat Indonesia secara luas untuk menilai sendiri apakah perilaku seperti itu bisa ditiru, bisa menjadi tauladan untuk kita semuanya. Silakan dinilai dan mudah-mudahan itu juga akan menjadi kekuatan kita untuk terus berjuang melawan ketidakadilan," tegasnya.
Lebih lanjut AHY menilai konflik ini bukan hanya masalah internal partai semata. Sebab, ada keterlibatan Moeldoko sebagai pihak eksternal yang berusaha mengkudeta PD.
"Jadi ini bukan hanya masalah internal partai. Semua partai memiliki dinamikanya tersendiri. Ada mereka yang mungkin kecewa, ada mereka yang mungkin sakit hati karena kepentingannya tidak dapat diwujudkan. Itu biasa. Dan kami juga punya segala instrumen untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga partai. Tapi kali ini sungguh berbeda karena faktor eksternal, yaitu KSP Saudara Moeldoko yang terlibat langsung dan dengan kesadaran penuh mengambil kepemimpinan PD secara tidak sah secara ilegal dan secara inkonstitusional," terangnya.
"Dinobatkan sebagai ketua umum PD versi KLB di Deli Serdang Sumut, ya sungguh sesuatu yang tidak terpuji, tidak kesatria, dan memalukan karena jauh dari moral etika dan keteladanan di partai ini," sambungnya.