Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membagikan tips jika menjadi korban pemerasan seksual online atau sextortion. Apa saja?
Pertama, abaikan permintaan pelaku sextortion. Kasubdit 1 Dittipidsiber Kombes Reinhard Hutagaol meminta korban tak mengindahkan pelaku.
"Jangan melakukan sesuatu yang diminta pelaku. Jadi kalau misalnya minta uang, nggak usah. Nggak usah, istilahnya nggak usah direken-lah," ujar Reinhard melalui dialog 'Waspada Ancaman Pemerasan Seksual di Internet' yang disiarkan kanal YouTube Siber TV, seperti dilihat detikcom, Jumat (5/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, abadikan percakapan dengan pelaku. Reinhard mengatakan hal itu guna menjadi bukti untuk melapor ke polisi.
"Kemudian kalau memang ada chatting, chatting-nya kita screenshot. Nah, itu gunanya apa? Itu sebagai barang bukti yang akan dilaporkan. Itu di-screenshot. Jadi ada percakapan, ada buktinya," tuturnya.
Korban, kata Reinhard, juga harus menginformasikan ke teman-temannya. Selain itu, korban diminta menutup akun media sosialnya.
"Kemudian kita harus kasih tahu tuh ke teman-teman kita. Kita broadcast. Pengumuman, kepada teman-teman yang mendapat gambar ini, harap maklum itu bukan foto saya, itu karena diretas dan lain sebagainya. Kemudian beri tahu kenalan kita," kata Reinhard.
"Kemudian, kita tutup saja sementara akun kita di medsos," imbuh dia.
Reinhard juga mendorong para korban sextortion berani melapor. Sebab, jika tidak melapor, akan ada korban-korban lainnya.
"Ya itulah memang kita akui. Kadang-kadang si pelapor ini, dia tidak berani untuk melaporkan. Karena malunya itu, stres. Diberikan keberanian sih, kalau kayak gini kitanya makin lama makin diperas. Akan menjadi lama, akan menjadi korban pertama, kedua, dan ketiga dan seterusnya dari si pelaku," papar Reinhard.
Tips Agar Tak Jadi Korban Sextortion
Reinhard juga membagikan tips agar tidak menjadi korban pemerasan seksual atau sextortion. Dia meminta agar warga ingat bahwa dunia siber tidak nyata dan jejak digital tidak akan pernah hilang.
"Yang paling utama dulu, ingat. Orang harus ingat, bahwa dunia siber itu bukan dunia yang nyata. Itu fake semua. Siapa pun bisa jadi orang lain. Misalnya kita pasang foto picture profile siapa orang yang ganteng siapa itu bisa. Jadi jangan pernah percaya. Terus jangan pernah membuka lampiran dari siapa pun yang tidak pernah dikenal. Kemudian sadarilah, bahwa apa pun yang dilakukan secara online itu pasti ada jejak digitalnya. Jejak digital itu tidak akan hilang selamanya. Selamanya tidak akan hilang, pasti ada," papar Reinhard.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya?
Reinhard juga meminta warga mengamankan komputernya dari serangan hacker. Salah satunya dengan tidak sembarangan mengklik link yang tidak dikenal. Selain itu juga untuk selalu mematikan kamera jika tidak digunakan.
"Terus amankan komputer Anda itu dari hacker. Jadi jangan sembarangan klik gitu ya link-link yang tidak kita kenal. Terus matikan peringkat alat elektronik atau kamera pada saat tidak menggunakannya. Karena itu bisa di-remote dari jarak jauh. Bisa. Dia bisa masuk," ungkapnya.
Selain itu, warga diminta selalu mengatur privasi di akun media sosialnya, sehingga orang lain tidak bisa melihat tanpa izin.
"Yang terakhir gini. Sebenarnya di medsos itu seperti Facebook, Instagram itu ada fitur-fitur dari platform untuk memberi batasan sampai sejauh mana sih orang bisa melihat identitas kita. Kalau kita bisa mem-private, orang lain nggak mungkin melihat kita kalau tanpa izin kita. Itu yang paling penting. Privasinya di platform itu bisa kita atur sebenarnya," kata Reinhard.
Reinhard juga meminta warga untuk selalu aware dengan kejahatan siber. Dia mengungkapkan informasi perihal kejahatan siber bisa didapatkan dari situs dan media sosial Dittipidsiber Bareskrim Polri.
"Seperti yang saya sebutkan tadi kita sering memberikan edukasi, ya paling ya kita sekarang kita punya sarana edukasi yang bisa menjelaskan ke orang lain. Kita punya patrolisiber.id. Kita punya Instagram CCIC Polri. Punya Facebook CCIC Polri, punya Twitter CCIC Polri. Silakan masyarakat mengakses, follow, subscribe kalau ada Siber TV, silakan. Itu selalu ada penerangan dari kita bagaimana cara menghindari kejahatan-kejahatan siber," papar dia.
Terakhir, Reinhard mengimbau warga tak melakukan hal-hal yang tidak senonoh di depan kamera.
"Kalau mengenai sextortion. Satu saja, jangan pernah berbuat tidak senonoh di depan kamera," pungkas Reinhard.