Marzuki Alie Ngaku Pernah Dilobi SBY agar Tak Jadi Caketum PD di KLB Bali

Marzuki Alie Ngaku Pernah Dilobi SBY agar Tak Jadi Caketum PD di KLB Bali

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Senin, 01 Mar 2021 12:31 WIB
Mantan Ketua DPR Marzuki Alie usai menjalani pemeriksaan KPK terkait pembahasan e-KTP, Kamis (6/7/2017). Marzuki mengaku sempat mengetahui proyek ini bermasalah dalam tendernya.
Marzuki Alie (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Marzuki Alie mengaku pernah dilobi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar dirinya tak menjadi calon ketua umum saat kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) di Bali. Marzuki mengaku sempat melakukan konsolidasi pada para pendukungnya.

Hal itu diceritakan Marzuki setelah politikus Demorkat Jhoni Allen Marbun mengungkapkan SBY pernah memintanya melobi Marzuki, yang merupakan eks Sekjen PD, agar tidak maju menjadi kandidat ketum saat KLB PD di Bali pada 2013.

Saat itu, Marzuki mengaku mendapat kabar bahwa SBY berhasrat menjadi Ketum PD. Dia kemudian menyebut banyak orang mulai melobi dirinya agar tak maju menjadi kandidat Ketum PD. Salah satu yang melobi, katanya, adalah Jhoni Allen Marbun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi rupanya SBY ingin jadi ketum. Nah ingin jadi ketum kemudian saya kan nggak tahu tadinya. Akhirnya banyak yang lobi saya untuk supaya nyerahkan ke SBY, antara lain Jhoni Allen," ujarnya, Senin (1/3/2021).

Marzuki kemudian bercerita soal percakapan singkat antara dirinya dan Jhoni Allen Marbun. Awalnya, Marzuki sempat tidak percaya pada pernyataan Jhoni Allen.

ADVERTISEMENT

"Saya ketemu Jhoni, 'Ke mana kau nih dicari-cari?' Kata Jhoni. Saya pagi tuh memang menghilang. Saya kan mengkonsolidasikan orang-orang saya. Sudah siang kan, ketemu Bang Jhoni. 'Wah kau gini, gini, gini'. 'Ya biasa Jhon, namanya kontestasi', saya bilang, demokrasi. Kan saya harus siapkan pasukan, saya bilang. 'Udahlah, terima ajalah Pak SBY mau jadi ketum' katanya. 'Ah bener', saya bilang. 'Aku nggak percaya'," ucapnya.

Marzuki mengatakan saat itu dirinya langsung dipertemukan dengan SBY untuk membicarakan hal tersebut. Dia menemui SBY bersama Jero Wacik sebagai saksi dalam pertemuan itu.

"Akhirnya diketemukan dengan SBY. Waktu diketemukan dengan SBY itu saya nggak mau sendiri. Waktu datang saya diminta SBY, saya bilang. Tapi saya minta ada saksi, saya tidak mau tidak ada saksi," ujarnya.

"Nah waktu di Bali Pak Jero Wacik (saksinya)," imbuhnya.

Simak video 'Termasuk Marzuki Alie, Ini 7 Kader Demokrat yang Dipecat!':

[Gambas:Video 20detik]



Marzuki mengaku tidak keberatan atas lobi yang dilakukan SBY saat itu. Terlebih saat itu proses lobi dilakukan dengan komunikasi.

"Ya sudah nggak masalah. Saya ini orangnya manut kok asal ada komunikasi. Tapi kalau nggak ada komunikasi, saya nggak mau percaya sama cucunguk-cucunguk nggak jelas. Saya tuh kalau misalnya ada masalah tinggal telepon komunikasi, gampang saya ini orangnya. Saya ini nggak ngotot-ngototan kok. Saya ini bukan cari jabatan. Saya bilang, saya nggak cari jabatan," ujarnya.

Sebelumnya, Jhoni mengungkap apa yang disebutnya sebagai fakta sejarah kudeta yang pertama kali dilakukan oleh SBY. Hal ini disampaikannya dalam video berdurasi 9 menit 25 detik, seperti dilihat pada Senin (1/3).

"Setelah Anas Urbaningrum menjadi tersangka. Terjadi KLB pertama atau kongres ketiga Partai Demokrat di Bali tahun 2013 untuk lanjutin sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum hingga 2015, dimana beliau mengatakan hanya akan meneruskan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum. Sehingga saya Jhoni Allen Marbun diperintahkan SBY untuk membujuk Marzuki Alie yang saat itu menjabat Ketua DPR RI untuk tidak maju sebagai kandidat ketum Partai Demorkat. Padahal pada kongres kedua 2010 memperoleh suara kedua terbesar setelah Anas Urbaningrum," ujar Jhoni.

Demokrat sudah buka suara soal cerita yang disampaikan Jhoni Allen Marbun. Menurut Demokrat, ucapan Jhoni adalah kebohongan.

"Majelis Tinggi lakukan penyelamatan hak Anas sebagai ketum sampai akhirnya Anas sulit diselamatkan karena posisi tersangka. Itu ada dalam AD/ART. Jadi kebohongan-kebohongan Jhoni Allen tak usah didengar lagi, dia sudah jadi masa lalu," sebut Ketua Bappilu PD Andi Arief.

Halaman 2 dari 2
(hel/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads