Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus mengoptimalkan upaya pencegahan paham radikal dan terorisme dengan menjalin kemitraan dengan unsur pemerintah maupun masyarakat di daerah. Salah satunya lewat penguatan kearifan lokal.
Menurut Kepala BNPT Boy Rafli Amar, kearifan yang mengakar dalam masyarakat Indonesia terkhusus di berbagai daerah tertentu sarat akan nilai agama, budaya, dan kebangsaan yang arif dan dapat mereduksi paham-paham yang bertentangan dengan konsensus bangsa.
"Kami mendukung pencegahan dengan penguatan kearifan lokal yang mengakar dalam masyarakat," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diungkapkannya saat Dialog Kebangsaan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Aceh Tengah, serta tokoh masyarakat lintas etnis dan agama kemarin (25/2).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan dalam satu dekade terakhir tercatat ada lebih dari 2.000 orang berurusan dengan tindak pidana terorisme dan tidak sedikit anak muda yang terlibat di dalamnya. Menurutnya, kondisi ini tidak lepas dari pengaruh propaganda kekerasan berbalut agama oleh kelompok teroris global ISIS dan Al-Qaeda.
Berangkat dari intoleransi, menurut Boy Rafli propaganda dalam jangka panjang dapat mencederai keberagaman di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada kerja sama dan dukungan dari seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah daerah, tokoh agama, serta tokoh adat guna mencegah propaganda radikal.
Pada kesempatan tersebut, Boy Rafli turut mengajak masyarakat di Aceh Tengah untuk turut menjaga keberagaman. Baginya keberagaman merupakan kekayaan yang patut disyukuri dan wajib dirawat. Ia yakin dengan toleran dan damai, Aceh dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Simak video 'Data BNPT: Perempuan Lebih Berpotensi Terpapar Radikalisme':