Ayam, Perkutut, dan Merpati Dimusnahkan di Surabaya

Ayam, Perkutut, dan Merpati Dimusnahkan di Surabaya

- detikNews
Selasa, 21 Feb 2006 13:51 WIB
Surabaya - Ratusan ayam dan burung peliharaan beserta sangkarnya milik warga Kedurus, Surabaya dimusnahkan secara massal di Kantor Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Selasa (21/2/2006). Pembunuhan massal ini menyusul ditemukannya ayam milik warga setempat yang resmi terjangkit virus flu burung beberapa waktu lalu.Warga Kedurus III dan Bogangin Baru secara sukarela menyerahkan binatang piaraan mereka. Pemusnahan ini tidak pandang bulu. Burung yang masih kecil pun langsung disembelih oleh petugas dari Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Surabaya sebelum dikubur secara massal.Bahkan, sangkar dan kandang burung yang sebagian besar untuk sangkar perkutut dan burung lainnya turut diserahkan untuk dibakar di halaman kantor kelurahan. Tetapi memang diakui, jika jumlah yang dimusnahkan ini masih jauh dibanding yang dimiliki warga setempat."Kami berharap warga bisa bekerja sama untuk penanggulangan meluasnya flu burung ini. Tolong yangmemiliki unggas segera diserahkan untuk dimusnahkan. Karena jumlah hari ini masih sedikit," kata Walikota Surabaya Bambang DH usai mengikuti acara pemusnahan unggas ini.Dari data yang tercatat di kelurahan, sebanyak 381 ekor jumlah unggas yang dimusnahkan, sebagian besar ayam dan burung, seperti perkutut, merpati dan lainnya. petugas gabungan juga sempat melakukansweeping di rumah penduduk setempat. Ada kisah menarik dalam pemusnahan massal ini. Seorang kakek bernama Misno sempat marah-marah saat mendatangi kantor kelurahan. Kakek yang tinggal di Kedurus GG 1 ini protes karena seekor burung perkutut kesayangannya seharga Rp 200 ribu ternyata ikut dimusnahkan. Usut punya usut, ternyata yang menyerahkan burung perkutut milik sang kakek ini adalah anaknya sendiri. Kakek ini juga memprotes ganti rugi yang diberikan pemerintah sebesar Rp 5.000/ ekor. "Nggak sebanding dengan harga burung saya. Kalau begini caranya saya tidak setuju," keluhnya. Bahkan dia menuding, pemerintah bersikap tidak adil, karena sejumlah tetangganya yang memiliki burung piaraan tidak diminta untuk dimusnahkan. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads