Sindiran Demokrat ke Max Sopacua soal KLB Rasa Reunian

Round-Up

Sindiran Demokrat ke Max Sopacua soal KLB Rasa Reunian

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 24 Feb 2021 07:13 WIB
Para elite Partai Demokrat merapat ke kediaman Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas capres/cawapres hingga koalisi Pilpres 2019 di Jl Mega Kuningan VIII, Jakarta Selatan, Senin (9/7/2018). Mereka adalah Agus Hermanto, Syarief Hasan, Nachrowi Ramli, Melani Leimena, Amir Syamsudin, Max Sopacua, EE Mangindaan, dan Hinca Panjaitan.
Foto: Max Sopacua (Agung Pambudhy)
Jakarta -

Sindiran dari Partai Demokrat (PD) kepada mantan kadernya, Max Sopacua mencuat. Sindiran itu dilontarkan karena Max terang-terangan mengaku berencana membuat kongres luar biasa (KLB) bersama pendiri Demokrat lainnya.

Adalah Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat, Herzaky Mahendra Putra yang menyindir Max. Herzaky menyebut para pendiri Demokrat yang berencana menggelar KLB hanya ingin reunian saja.

"Apalagi GPK (gerakan pengambilalihan kepemimpinan) PD ini berencana mengadakan KLB. Lah, KLB itu hak pemilik suara. Ini segelintir petualang politik sisa masa lalu dan mantan-mantan kader, mentang-mentang didukung oknum orang dekat Istana, mau mengadakan KLB, memangnya punya hak suara dari mana? Mungkin mau reunian aja kali, nyanyi-nyanyi sambil mengenang masa lalu," kata Herzaky, kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY dan Herzaky (Dok. Herzaky).Foto: AHY dan Herzaky (Dok. Herzaky).

Pendirian Demokrat sendiri diklaim untuk mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI. Karena itu, menurut Herzaky, PD tidak akan berdiri jika tak ada SBY.

"Demokrat itu partai tokoh. Dalam dinamika politik nasional pascareformasi, Partai Demokrat dibuat untuk mendorong SBY jadi Presiden. Dengan kata lain, SBY adalah alasan pembentukan Partai Demokrat. Tak ada SBY, tak bakal ada Partai Demokrat di Indonesia," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Para pihak tertentu yang merasa memiliki dan berwenang memperbaiki Partai Demokrat pun dinilai memiliki kecacatan dalam berpikir. Herzaky menilai orang tersebut memiliki ego yang besar.

"Sekarang, ada orang-orang yang dulu diajak untuk melengkapi syarat administrasi pembentukan partai, tiba-tiba merasa Partai Demokrat ada karena dirinya. Besar karena dirinya. Mereka itu bukan saja menderita cacat pikiran, memandang sejarah secara anakronistik, tapi juga punya ego jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri," tutur Herzaky.

Padahal, menurut Herzaky, orang-orang tertentu yang dia maksud justru tidak bisa menyelamatkan Demokrat yang sempat mengalami krisis elektabilitas pada 2014. SBY-lah yang disebut-sebut berhasil menarik Demokrat hingga akhirnya tidak tercebur 'jurang'.

"Mereka yang sekarang seolah mau 'menyelamatkan Partai', perlu bertanya pada dirinya sendiri: apakah Partai Demokrat mampu jadi partai besar bila hanya ada mereka yang berjuang? Mampukah mereka menyelamatkan partai dari krisis elektabilitas? Kader yang lugu mungkin bisa dikelabui. Tapi sejarah tidak. Pada 2014, krisis yang dialami partai diatasi oleh adanya SBY, bukan oleh mereka," papar Herzaky.

"Tanpa SBY, pada Pemilu 2014, elektabilitas partai ini tinggal 3% saja. Dirusak oleh ulah kader. Kala itu SBY turun tangan, dan Demokrat mampu mendapat 10%. Turun, tapi tidak terlalu curam. Turun, tapi sebagian karena faktor SBY yang tidak dapat kembali dicalonkan menjadi presiden untuk ketiga kali," imbuhnya.

Pernyataan Max Sopacua soal rencana menggelar KLB Demokrat ada di halaman berikutnya.

Rencana soal KLB Demokrat disampaikan Max Sopacua saat dimintai konfirmasi soal posisi di Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas). Max mengaku tidak lagi menjadi bagian dari Partai Emas, alias sudah mengundurkan diri.

"Udah, udah, udah (mundur dari Partai Emas). Kan sudah beredar suratnya," kata Max saat dihubungi, Senin (22/2).

Tidak lagi senafas merupakan alasan Max keluar dari Partai Emas. Berulah kemudian Max mengungkapkan rencananya menggelar KLB bersama sejumlah pendiri Demokrat.

"Saya kan tidak ke situ. Dari awal saya sudah mengancang-ancang, dari awal gitu. Kalau KLB ini kan baru terjadi ketika nama saya dikait-kaitkan saja gitu. Nama saya dikait-kaitkan sebagai orang yang ikut kudeta begitu. Itu aja gitu," ujar Max.

Max memang sempat mengungkapkan kemarahannya ketika disebut-sebut terlibat dalam isu kudeta Demokrat. Nasi sudah menjadi bubur. Max akhir memutuskan untuk benar-benar terjun langsung, hingga akhirnya merencanakan KLB.

"Itu saya marah. Oke, saya terjun langsung. Daripada disebutkan namanya, tapi kita nggak apa-apa. Ya sudah," jelasnya.

Max menegaskan bahwa dia adalah deklarator Partai Demokrat. Karena itu, Max merasa memiliki hak untuk menggelar KLB demi membawa Partai Demokrat kembali berjaya.

"Saya tuh ada bersama teman-teman para senior. Yang mau membuat KLB nanti sama-sama. Kami ini yang pendiri Partai Demokrat. Kami itu pendiri deklarator (Partai Demokrat)," terang Max.

"Jadi dulu, saya kan pas AHY jadi ketua kan kita-kita ini dibuang semuanya. Karena dibuang saya ke Partai Emas pada waktu itu. Nah sekarang kita lihat ada gejala yang tidak bagus dan harus meluruskan partai ini kembali, kita ramai-ramai kembali. Tidak ada orang yang bisa menyingkirkan saya dari Demokrat. Siapa yang bisa memberhentikan saya dari Demokrat. Siapa? Deklarator saya," sambung dia.

Halaman 2 dari 2
(zak/eva)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads