SBY Minta Diadakan Investigasi Soal Renovasi Gedung KBRI Korsel

SBY Minta Diadakan Investigasi Soal Renovasi Gedung KBRI Korsel

- detikNews
Senin, 20 Feb 2006 12:07 WIB
Jakarta - Kontroversi surat dari Seskab Sudi Silalahi soal renovasi kantor Kedubes RI di Korea Selatan, membuat Presiden SBY turun tangan. SBY memerintahkan diadakan investigasi karena ada indikasi manipulasi."Beliau meminta diadakan investigasi. Dengan investigasi itu nanti akan kelihatan siapa yang manipulasi, apa kepentingannya. Saya juga akan membuat laporan ke Kapolri," kata Sudi.Hal ini disampaikan dia di sela sertijab Panglima TNI di halaman Gedung Sudirman, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/2/2006).Dikatakan Sudi, presiden telah memerintahkan Menko Polhukam, Kapolri, Jaksa Agung untuk mencoba mempelajari kasus tersebut, termasuk Menlu dan Seskab.Sudi pun lantas bercerita panjang soal kronologis munculnya surat yang berisikan agar PT Sun Hoo Engineering mendapat prioritas dalam merenovasi gedung KBRI di Korea Selatan.Pada Maret 2005, kata Sudi, di sela acara korps diplomatik para Dubes negara sahabat, Menlu melaporkan surat itu ke Presiden SBY. Saat itu presiden menjawab hal itu isu lama, Menlu diminta hati-hati dan mempelajari. Sebab masalah itu domain Deplu untuk mempelajarinya.Menlu diminta melihat apakah perlu ditindaklanjuti atau tidak. Menurut Menlu, tidak ada tindak lanjut apa-apa karena memang tidak ada rencana merenovasi itu."Diterima atau tidak oleh Deplu, itu urusan Deplu. Setelah itu saya tidak memantau lagi tindak lanjutnya atau kelanjutan dari surat itu. Jadi sejak Maret 2005 masa itu sudah selesai dan respons tidak ada tindak lanjut apa-apa," terang Sudi.Selanjutnya pada November 2005 di sela APEC Summit, presiden dilapori oleh Dubes RI di Korsel Jacob Tobing mengenai hal yang sama. Saat itu Menlu juga hadir.Ketika itu presiden menanyakan apa manfaatnya itu dibangun, kalau ada keuntungan bagi negara atau KBRI, silakan ditelaah dan dipelajari dan ditindaklanjuti."Jadi presiden pun tidak mencampuri. Praktis sejak Maret 2005 sampai sekarang Seskab tidak pernah terlibat, apalagi merekomendasi. Jadi masalah itu sudah clear," tegas Sudi.Akan tetapi tiba-tiba pada Februari 2006, surat itu menjadi isu yang luar biasa. "Saya pun siap menjelaskan apa adanya. Yang jelas saya tidak pernah beri saran atau dukungan terhadap proposal itu," cetusnya.Ditanyakan kira-kira siapa yang membuat surat itu kembali ramai, Sudi enggan berspekulasi."Saya tidak mau menduga-duga siapa yang membuat. Tapi yang perlu diketahui sejak Maret 2005 itu sudah selesai. Tidak ada tindak lanjut apa-apa hingga detik ini. Saya dikatakan menerima Jaguar, mengundang debitor BLBI. Itu sudah langganan," ujar Sudi sambil tersenyum. (san/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads