Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Menurutnya vaksinasi tersebut adalah cara negara untuk melindungi warganya agar menekan pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai ini.
"Jadi percayalah bahwa kebijakan vaksinasi ini adalah kehendak baik dan memang sudah kewajiban negara maka patut didukung agar warga negara yang memang sudah mendapatkan giliran atau yang sudah masuk tahapan vaksinasi untuk ikut," ujar Jazilul dalam keterangannya, Selasa (23/2/2021).
Pernyataan ini disampaikan karena antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil survei Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam survei tersebut, sebanyak 41% responden tidak bersedia divaksin, yang bersedia hanya 15,8%. Dari total responden yang kurang atau tidak bersedia divaksin, 54,2% di antaranya punya alasan efek samping yang belum ditemukan atau tidak aman.
Padahal pemerintah menargetkan 38.513.446 orang menjadi target prioritas vaksinasi COVID-19 tahap kedua. Vaksinasi tahap kedua ini menyasar pekerja publik dan lansia di atas 60 tahun. Pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan bertahap di 7 provinsi di Jawa-Bali.
Tapi ada temuan berbeda dari survei yang dilakukan Parameter Politik yang menyebut kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 mulai terbangun. Survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden tersebut menyatakan 55,7% responden mengaku yakin terhadap kualitas dan keamanan vaksin COVID-19 Sinovac, sementara yang belum yakin ada 31,2%.
Jazilul mengatakan rendahnya ketidakpercayaan masyarakat ini menunjukkan sosialisasi yang dilakukan masih belum terlalu masif. Di sisi lain, belum semua kalangan masyarakat cerdas menerima berbagai berita terkait vaksin.
"Oleh sebab itu, peran media, para tokoh masyarakat bisa juga memberikan pengaruh positifnya agar ikut vaksinasi. Saya pikir di situ karena kalau program vaksinasi ini juga gagal, ancaman COVID-19 juga lebih tidak jelas lagi ke depan dan tampaknya juga lebih tidak terkendali lagi," lanjutnya.
Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berita bohong (hoaks) yang sengaja diciptakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk tidak percaya terhadap manfaat vaksin dan bahkan menyebut vaksin berbahaya.
"Percayalah bahwa vaksin itu ada dalam rangka penyelamatan warganya dan orang yang mengajak agar tidak ikut vaksin, itu bisa mencelakakan teman dan keluarga dan warga. Tidak mungkin pemerintah membuat program yang berbahaya atau menjerumuskan masyarakat dengan vaksinasi dan itu juga anggarannya cukup besar," pungkasnya.
(akd/ega)